JAKARTA - Wakil Sekertaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, menilai pesta pora pelantikan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terlalu berlebihan.
Menurutnya, pesta yang diklaim atas nama rakyat tersebut, tidak ada maknanya. Bahkan Rampo (sapaan Ramadhan) mengatakan, dana dari pesta pora tersebut harus dibuka ke publik agar transaparan asal muasal dana tersebut.
"Pesta pora, hura-hura dilakukan sejak siang hingga malam. Maknanya apa buat rakyat? Saya kira, rakyat semu saja. Transparansi dana nya juga enggak jelas. Kalau dibuka publik, bagus juga," ujar Rampo kepada Okezone di Jakarta, Selasa (21/10/2014).
Karenanya, diawal jabatanya menjadi Presiden RI, ditegaskan Rampo, Jokowi lebih baik memikirkan rencana ke depan Indonesia, ketimbang pesta pora tersebut. "Mustinya ini momen kerja bagi Jokowi. Zikir dan doa, itu lebih baik dibandingkan pesta-pesta," tegasnya.
Mantan anggota DPR RI ini juga melihat, bahwa Koalisi Merah Putih (KMP) lebih mulia ketimbang pesta mewah dari perayaan tersebut. Lantaran KMP sendiri menyisihkan anggaran guna mengakomodir kepentingan rakyat-rakyat tidak mampu dengan cara membagikannya.
Dengan demikian alangkah bagusnya, jika dana tersebut dialokasikan kepada pihak yang membutuhkan, daripada penyelenggaraan pesta mewah tersebut, yang diyakininya telah menghabiskan miliaran uang.
"Jika dipakai kebutuhan warga miskin, lebih mulia sebenarnya," tegasnya.
(TB Ardi Januar)