Kala itu, Jokowi mengatakan bahwa urusannya adalah jalannya pemerintahan ke depan. “Urusan saya mengenai perbaikan ke depan. Kalau sudah dilaporkan bukan masalah saya. Kalau sudah masuk ke KPK ya urusan KPK, masuk ke polisi, urusan polisi, jaksa ya urusan jaksa,” ujar Jokowi.
Hal serupa juga dikatakannya saat dimintai pendapat soal semerawutnya pembagian Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang diserahkannya pada Dinas Pendidikan DKI. "Kembali lagi, urusan teknis-teknis seperti itu, kamu tuh semuanya suruh ke saya. Bus juga. Tugas gubernur masa ngurusi ucrit-ucrit kayak gitu," kata Jokowi.
Saat ditemukannya penyalahgunaan rusun yang dijadikan tempat tinggal simpanan atau pasangan selingkuh, Jokowi kembali menyerahkan pada pihak terkait. "Urusan kasus satu-satu ditanyain. Tanya ke kepala Rusun lah, masa masalah perselingkuhan ditanyai ke saya. Tanya sana ke kepala Rusun," ucapnya saat itu.
Tentang jembatan penghubung Blok G dan Blok F yang bergeser dari konstruksinya pada April 2014, Jokowi yang saat itu menjadi Gubernur pun seolah lepas tangan. Padahal, jembatan yang dinanti-nanti oleh pedagang Blok G ini miring sekitar 10-15 derajat karena pergeseran tersebut.