DUSSELDORF - Dugaan baru muncul mengenai penyebab mengapa Kopilot Germanwings Andreas Lubitz menabrakkan pesawat yang diawakinya bersama dengan Pilot Patrick Sondheimer ke pegunungan Alpen.
Menurut laporan Daily Mail, Selasa (31/3/2015), sang kopilot diduga merasa dirinya lambat laun mengalami kebutaan. Hal ini diakibatkan karena retinanya yang terlepas. Kopilot Germanwings Andreas Lubitz, khawatir kondisinya itu akan mengakibatkan dirinya kehilangan lisensi pilotnya.
“Dia hidup untuk terbang dan dia takut dirinya akan kehilangan izin pilotnya. Dalam pikirannya hal itu lebih buruk daripada kematian,” kata seorang penyelidik yang menangani kasus Lubitz.
Ironisnya, menurut dokter kondisi Lubitz, sebenarnya tidak serius dan dapat disembuhkan hanya dengan beristirahat dan mengonsumsi obat yang dapat mengembalikan penglihatannya. Kondisi mata pria berusia 28 itu hanya diakibatkan oleh stres yang dialaminya.
Keterangan dokter itu dibenarkan oleh tim penyelidik yang mengatakan kondisi penglihatan Lubitz itu hanyalah sebuah kondisi psikosomatis, artinya penglihatan Lubitz yang menurun hanya ada dalam pikiran Lubitz saja, dan sama sekali bukan berasal dari kondisi fisik sang kopilot.
“Jika hal ini memang menjadi penyebabnya melakukan bunuh diri, dan membunuh yang lainnya, maka dia mati karena alasan yang salah,” tambah penyelidik yang tidak disebutkan namanya itu.
Penyelidik masih melakukan pemeriksaan atas catatan medis Andreas Lubitz yang tersimpan di University Clinic of Dusseldorf untuk memastikan kondisi medis pria yang dilaporkan pernah menderita depresi itu. Namun, dugaan kuat menunjukkan bahwa kondisi penglihatan Lubitz hanyalah kondisi psikosomatis.
Kecelakaan pesawat Germanwings penerbangan 4U 9525 adalah kecelakaan besar pertama maskapai penerbangan murah milik Lufthansa tersebut. Kecelakaan itu menewaskan 144 orang penumpang dan enam awak pesawat yang diangkutnya dalam penerbangan dari Barcelona menuju Dusseldorf.
(Hendra Mujiraharja)