SBY Bisa Kecolongan seperti Kongres 2010

Arief Setyadi , Jurnalis
Selasa 31 Maret 2015 06:10 WIB
SBY Bisa Kecolongan seperti Kongres 2010 (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memang merupakan tokoh sentral di Partai Demokrat. Bersama beberapa pendiri lainnya, dia mendirikan partai berlambang bintang mercy itu pada 9 September 2001, dan disahkan pada 27 Agustus 2003.

Subur Budhisantoso menjadi ketua umum pertama pada periode 2001-2005, kemudian Hadi Utomo pada 2005 hingga 2010, lalu Anas Urbaningrum sejak 2010 hingga 2013, dan kemudian diduduki SBY sejak 2013 sampai sekarang lantaran Anas tersangkut kasus hukum.

SBY yang menyandang pangkat Jenderal (purn) TNI itu memulai karier politiknya sebagai Menteri Pertambangan Energi era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dan menjadi Menko Polhukam era Megawati Soekarnoputri.

Kemudian di pemilu 2004, suami Ani Yudhoyono ini maju sebagai calon presiden didampingi Jusuf Kalla (JK) sebagai wakil presiden. Langkahnya mulus dan berhasil memangku kekuasaan sebagai Presiden RI ke-6.

Sepak terjang SBY sebagai politikus juga tak kalah manisnya, karena dia telah duduk menjadi Ketua Majelis Tinggi, Ketua Dewan Pembina, serta menjadi ketua umum, hingga anggota dewan pertimbangan partai.

Namun hubungan SBY dengan JK retak dan berakhir di satu periode, kemudian di pemilu 2009, SBY meninggalkan JK dan menggandeng Boediono sebagai wakil presiden. Kemenangan pun kembali diraihnya dengan terpilih sebagai presiden.

Mulusnya karir politik SBY ternyata tak senada dengan keharmonisan Partai Demokrat yang mulai memanas saat Kongres 2010, di mana calon yang diusung Cikeas, Andi Mallarangeng justru tumbang oleh Anas Urbaningrum. Hal ini semakin menunjukkan "taring" SBY di Partai Demokrat mulai memudar.

Tak seperti dugaan, ternyata dinamika politik yang terjadi di internal Partai Demokrat berhasil memaksa Anas yang menjadi ketua umum tanpa restu SBY itu lengser. Kasus hukum yang memaksa mantan ketua umum PB HMI itu mundur. Anas pun tak sekali dua kali menuding ada kekuatan Cikeas yang membuat dirinya mendekam dibalik jeruji KPK.

Kini Partai Demokrat kembali akan menggelar kongres pada Mei 2015. SBY digadang-gadang menjadi calon kuat ketua umum. Berbagai manuver dilakukannya seperti diungkapkan politikus Partai Demokrat, Agung Budi Santoso yang menyebut SBY mengakali uangnya yang sedikit dengan meminta iuran kepada para kader untuk memuluskannya menjadi ketua umum.

Pro kontra pun terjadi, salah satunya datang dari pendiri Partai Demokrat, Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns Soerio Soebagio (Sys NS), yang menilai tindakan SBY seperti sangat tidak demokratis dan tak tahu malu.

"Kalau caranya seperti itu, itu namanya tidak demokratis dan tidak elok, apalagi meminta jatah," ujar Sys kepada Okezone, Senin 30 Maret 2015.

SBY memang masih menjadi calon kuat di kongres nanti, namun tak menutup kemungkinan kalau SBY bakal kecolongan sebagaimana terjadi di kongres 2010. Demikian diungkapkan pengamat politik, Hendri Satrio, di mana cara galang dana tersebut harus diakui karena SBY sangat diunggulkan walaupun kandidat lain masih punya peluang menang.

"Tapi SBY pernah kecolongan, waktu pemilihan ketum jaman Anas. Jagoan SBY kan Andi, eh ternyata Andi masuk babak final juga enggak, makanya meski diunggulkan SBY enggak boleh lengah, kadang arus bawah berubah-berubah," pungkas Hendri kepada Okezone, Senin (30/3/2015).

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya