Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikenal sebagai tokoh yang gemar mencium tangan penguasa di Partai Politik dan di Pemerintahan. Jelang Pemilihan 2014, ia sering mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Pada 2012 lalu, pria kelahiran Solo itu juga tertangkap kamera mencium tangan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.
Pada akhirnya, untuk mencegah kontroversi, Jokowi diminta berhenti mencium tangan pejabat atau politikus di depan publik.
Enam bulan setelah Jokowi menjabat Presiden, kontroversi cium tangan pejabat kembali muncul. Pekan ini, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Yuddy Chrisnandi, mencium tangan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani di sela-sela Sidang Kabinet.
Pengamat Politik Bakir Ihsan menilai Aksi Yuddy itu politis. Sebab Puan berasal dari partai penguasa (PDIP) dan Yuddy dari partai pendukung penguasa, Partai Hanura.
"Cium tangan dalam tradisi masyarakat kita merupakan simbol terima kasih atau penghormatan. Tapi saya melihat perilaku pejabat-politisi seperti Yuddy sebagai tindakan politis,” tuturnya.
Pada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kontroversi cium tangan juga sering mencuat. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono, dikritik karena mencium tangan SBY. Cium tangan Margiono dinilai merendahkan wibawa pers.
Tidak hanya itu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI, Letjen Budiman juga dikritik karena mencium tangan SBY. Sebab dalam tradisi militer tidak ada sikap hormat dengan mencium tangan.
Ketua Umum PSSI 2010, Nurdin Halid ikut mencium tangan SBY usai laga Indonesia vs Filipina dalam lanjutan Piala AFF. Selepas itu Nurdin dikecam publik lewat media social twitter.
(Abu Sahma Pane)