SURABAYA - PDIP (Partai Demorasi Indonesia Perjuangan) Kota Surabaya tidak mengundang Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini untuk hadir dalam Kongres IV PDIP di Bali.
Alasannya, meski saat pemilihan Wali Kota (Pilwali) Risma diusung oleh PDIP namun, Risma bukan kader PDIP. Bahkan hingga saat ini, Risma tidak memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) partai berlambang banteng moncong putih ini.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPC PDIP Kota Surabaya, Sukadar menegaskan, yang diundang dalam kongres tersebut adalah kader. Sedangkan, Risma bukan kader. Namun demikian, ia tidak melarang jika Risma berkenan hadir dalam Kongres PDIP tersebut.
"Kalau nanti Risma mau hadir di kongres silahkan saja. Yang jelas dia (Risma) bukan kader," katanya, Senin (6/4/2015).
Sukadar juga mengatakan, saat ini partainya sudah menutup diri terhadap Risma. Bahkan, ia berani memastikan jika pada Pilwali 2015 mendatang PDIP Kota Surabaya tidak mengusung Tri Rismaharini sebagai Calon Walikota Surabaya.
"Kami tidak akan mengusung Risma dalam Pilwali. Kalau dia (Risma) mau maju lewat PDI Perjuangan, dia harus bersedia teken MoU (Memorandum of Understanding) dengan kami," ujarnya.
Alasannya masih sama, yakni tidak ada kontribusi terhadap partai. Kata Sukadar, PDIP cukup banyak belajar ketika dalam Pilkada mengusung di luar kader dan hasilnya sama yakni ketika sudah menjabat selalu lupa pada partai.
"Contohnya, mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Imam Utomo, mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dan juga Wali Kota Surabaya saat ini, Tri Rismaharini. PDIP hanya untuk kuda tunggangan saja. Dan selama ini tidak ada MoU atau kontrak kesepakatan. Jika sepakat meneken MoU, maka akan dirumuskan bersama-sama," pungkasnya.
(Randy Wirayudha)