JAKARTA - Menarik jika ingin menilik dan menarik benang merah jauh ke belakang, soal bagaimana lahirnya Komando Pasukan Khusus (Kopassus) AD yang hari ini, 16 April 2015, memperingati HUT ke-63.
Kopassus yang digagas Ignatius Slamet Rijadi, terilhami dari kepiawaian segelintir pasukan elite Belanda, Korps Speciale Troepen (KST) dan Depot Speciale Troepen (DST) pada masa pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), medio 1950.
Slamet Rijadi diperintahkan memimpin pasukan besar Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS), di bawah komando Letkol Alex Evert Kawilarang. Tapi pada suatu pendaratan di pantai utara Tulehu dan Hitu, 28 September 1950, pasukannya kewalahan dengan para sniper (penembak runduk) KST.
Disebutkan dalam “Memoar H.N (Herman Nicolas) Ventje Sumual” serta biografi “Ignatius Slamet Rijadi: Dari Mengusir Kempeitai Sampai Menumpas RMS”, Pasukannya juga tak kalah kewalahan di berbagai tempat, seperti Piru, Telaga Kodok, serta Piru, dalam upaya pasukan APRIS menerobos ke Ambon.