Konflik Ukraina, Rusia Siap Pengaruhi Kelompok Separatis

Jihad Dwidyasa , Jurnalis
Selasa 12 Mei 2015 16:01 WIB
Kanselir Jerman, Angela Merkel, & Presiden Rusia, Vladimir Putin (Foto: Reuters)
Share :

MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin, bersedia mencoba untuk mempengaruhi para pemimpin separatis pro-Rusia di Ukraina Timur untuk mengakhiri konflik berkepanjangan. Pernyataan itu disampaikan Presiden Putin saat konferensi pers bersama Kanselir Jerman, Angela Merkel, setelah ikut merayakan peringatan V-Day di Moskow.

“Keberhasilan inisiatif perdamaian tergantung pada mereka yang memegang kekuasaan. Dalam hal ini, saya menyerahkan keputusan pada Pemerintah Ukraina. Jika Presiden Poroshenko positif, Rusia akan mencoba untuk mempengaruhi para pemimpin (separatis pro-Rusia) di wilayah Donetsk dan Lugansk untuk mengakhiri konflik,” ujar Putin, seperti diberitakan Russia Today, Selasa (12/5/2015).

“Kami percaya bahwa Ukraina perlu mencabut blokade ekonomi terhadap wilayah Donbass (Donetsk & Lugansk), untuk memulihkan layanan perbankan, dan melaksanakan reformasi konstitusi,” lanjut Putin.

Menurutnya, apa yang dia jabarkan itu terkandung dalam perjanjian damai di Minsk, Belarusia, dan telah ditandatangani oleh pemimpin Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman.

Putin mengakui, ada masalah dengan kepatuhan pada perjanjian itu di kedua kubu. Namun, dia mencatat adanya penurunan kekerasan sistematis di Ukraina Timur dalam tiga bulan terakhir.

Dengan terungkapnya pernyataan Presiden Putin dalam konferensi pers, sebenarnya hal itu malah menambah kecurigaan bahwa Rusia memang terlibat dengan kelompok separatis di Ukraina Timur. Hal itu disampaikan para pengamat yang berasal dari aktivis HAM Rusia.

Sebagaimana diberitakan, konflik berkepanjangan di Ukraina Timur telah menelan korban jiwa lebih dari 6.000 orang dalam kurun waktu satu tahun. Fakta itu dikemukakan oleh Komisi Tinggi PBB untuk HAM.

Sejak April 2014, setidaknya sebanyak 6.116 orang dari kalangan militer maupun warga sipil telah terbunuh akibat konflik antara kelompok separatis pro-Rusia dengan pasukan Ukraina.

Konflik di Ukraina Timur pecah setelah dua Kota Donetsk & Luganks yang berada di wilayah Donbass menggelar referendum untuk memisahkan diri.

Setelah referendum, mereka mengumumkan kemerdekaan dan melepaskan diri dari Pemerintah Ukraina. Namun, Ukraina tidak terima dan menuduh Rusia ikut mendukung kelompok separatis di Ukraina Timur. Sejak saat itulah, perang antara kelompok separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina mulai terjadi.

(Hendra Mujiraharja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya