BLITAR - Puan Maharani berdiri di podium Alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai perwakilan keluarga presiden pertama RI, Soekarno.
Sebuah pidato disampaikan Puan di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Boediono, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, dan beberapa pimpinan lembaga negara lainnya.
Dalam pidatonya, Menko PMK itu mengucapkan rasa terima kasih kepada MPR RI yang telah melanjutkan tradisi peringatan hari lahir Pancasila yang sudah dimulai pada 2010 saat Taufik Kiemas menjabat sebagai Ketua MPR RI.
"Kami berterima kasih atas terselenggaranya acara pidato Bung Karno setiap tahunnya oleh MPR, dimulai sejak masa Pak Taufik Kiemas pada 2010. Telah memberikan sumbangsih, mengingatkan memori kolektif dalam perumusan naskah Pancasila," kata Puan, di Blitar, Jawa Timur, Senin (1/6/2015).
Ia juga sempat membahas masa pemerintahan Orde Baru yang berusaha menyingkirkan ketokohan Soekarno. Padahal, jasa Soekarno sangat penting bagi bangsa Indonesia.
"Sebagai keluarga (Bung Karno), kami prihatin karena ada proses desoekarnoisasi di masa Orde Baru, mencampuradukkan antara posisi Bung Karno sebagai ideolog dengan kapasitasnya sebagai tokoh politik. Seharusnya proses politik tidak boleh mendistorsi apalagi memanipulasi aspek sejarah, apalagi soal Pancasila," ungkapnya.
Puan berharap acara tersebut bisa terus dilanjutkan setiap tahunnya untuk terus mengingatkan anak bangsa tentang ideologi dasar negara dan perjuangan Soekarno.
"Kegiatan ini penting dilanjutkan agar tidak amnesia sejarah, saya ulangi agar tidak amnesia sejarah terhadap nilai luhur bangsa sendiri," jelasnya.
(Fahmi Firdaus )