SEOUL – Pejabat berwenang Korea Selatan (Korsel) akan melacak telefon milik ratusan orang yang diduga menderita Middle East Respiratory Syndrome (Sindrom Pernafasan Timur Tengah/MERS) sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit ini lebih jauh lagi. Sementara itu korban meninggal kelima dilaporkan dengan jumlah korban positif terinfeksi mencapai 64 orang.
Kematian korban MERS kelima ini menambah deras kritik terhadap Pemerintah Korsel yang dianggap tidak transparan dalam penanganan wabah. Hari ini (7/6/2015), pihak pemerintah akhirnya mengalah akibat tekanan dari masyarakat dan membuka informasi yang mengidentifikasi 24 fasilitas kesehatan yang menjadi tempat infeksi menyebar, atau dikunjungi pasien penderita MERS.
Dilaporkan juga terdapat 14 kasus MERS baru yang telah dikonfirmasi. Jumlah ini menjadikan Korsel sebagai negara dengan jumlah infeksi terbanyak di luar wilayah Timur Tengah. Pemerintah berusaha mencegah para oasien karantina untuk tetap berada di rumah dengan cara melacak telefon genggam mereka.
“Mohon dimengerti, ini adalah tindakan yang tidak bisa dihindari demi kebaikan tetangga dan keluarga,” kata Wakil Perdana Menteri Choi Kyung-hwa saat mengumumkan tindakan pemerintah tersebut.