"Ini menjadi tempat wisata baru meski gratis karena semua pekerja di sini digaji Pak Probo. Beliau ingin tempat ini dikenang masyarakat, karena merupakan tempat kelahiran Pak Harto," ujarnya.
Berderet toko menjual baju bergambar senyum Pak Harto dengan aneka ragam warna dan tulisan yang ada. Baju-baju bergambar Pak Harto tersebut menjadi ciri khas bagi masyarakat Kemusuk.
"Masyarakat sekitar jadi lebih maju, kreatif, dan inovatif karena tempat ini menjadi objek wisata. Orang yang ingin mengetahui perjalanan hidup Pak Harto, ya biasanya ke sini," ujarnya.
Kondisi sekarang, kata dia, jauh lebih maju sebelum diresmikan Memorial. Begitu juga saat Pak Harto kecil saat masih masa penjajahan Belanda. "Sekarang pasti lebih baik dari kemarin-kemarin sebelum ada memorial, apalagi pada saat Pak Harto kecil, masih alas (hutan) sekitar sini dengan banyak pepohonan besar," katanya.
(Risna Nur Rahayu)