Serangan Legendaris Cureng yang Melahirkan Hari Bhakti TNI AU

Randy Wirayudha, Jurnalis
Rabu 29 Juli 2015 07:07 WIB
Ilustrasi diorama Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, tentang pemberangkatan rombongan penyerangan Semarang, Salatiga dan Ambarawa (Foto: Randy Wirayudha/Okezone)
Share :

Tapi sayangnya, Pesawat Hayabusa “Pangeran Diponegoro I” hingga beberapa jam pemberangkatan serangan, belum juga bisa diperbaiki.

Alhasil, hanya akan diterbangkan dua Pesawat Cureng dan satu Guntai dengan sasaran militer Belanda di Semarang dan Salatiga, Jawa Tengah, sebagaimana rancangan Wakil KSAU Urusan Operasi, Komodor Udara Abdul Halim Perdanakusuma.

Pagi-pagi buta pada 29 Juli 1947, tiga pesawat yang dipiloti Kadet Mulyono, Sutardjo Sigit, Suharnoko serta ditemani Gunner (penembak) Abdulrachman, Sutardjo dan Kaput itu, mulai lepas landas dari Pangkalan Maguwo menuju dua sasaran mereka di Semarang dan Salatiga.

Pengalihan rute (dogleg) sempat mereka lakoni untuk menghindari kecurigaan Belanda. Singkat kata dengan unsur pendadakan, serangan mereka ke Semarang dan Salatiga berhasil.

Ada yang unik dari cara mereka membom dua sasaran itu. Setelah bom-bom Brisant atau bom yang terfragmentasi yang dipasang di bawah sayap habis, pemboman diteruskan secara “manual”, di mana para penembak menjatuhkan bom-bom sisa yang dibawa di kokpit mereka!

Pos-pos militer di Ambarawa kemudian turut jadi sasaran, kendati tak masuk dalam rencana penyerangan. Kadet Suharnoko yang sebelumnya terpisah dari rombongan, memilih Kota Ambarawa yang juga diduduki musuh, sebagai sasaran pembomannya, ketimbang kehabisan waktu untuk mencari dua pesawat lainnya.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya