JAKARTA - Kartu Jakarta Pintar (KJP) sedianya dirumuskan untuk meringankan beban warga miskin di Indonesia. Namun, beberapa hari ini, warga penerima KJP justru mengeluhkan mekanisme penggunaan KJP yang dianggap rumit dan bermasalah.
Ketua Fakta, Azas Tigor Nainggolan, menuturkan bahwa dengan adanya KJP warga justru menjadi terbatas dalam melakukan pembelian kebutuhan sekolah anak-anaknya. Selain itu, ongkos yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi serta antre selama berjam-jam. Bahkan, kata dia, harga barang yang akan dibeli menjadi jauh lebih mahal jika dibeli tempat umum.
"Mekanismenya sulit, tas yang biasa dibeli di pasar cuma Rp60 ribu kini menjadi Rp200 ribu. Harga jauh lebih mahal, mutu enggak jelas," ujarnya saat jump pres di Kalimalang Jakarta Timur, Kamis (30/7/2015).
Atas berbagai fakta itu, Tigor pun menaruh curiga terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atas kebijakannya yang tidak dijalankan secara maksimal oleh anak buahnya.