CARACAS – Dua negara bertetangga, Kolombia dan Venezuela, menarik duta besar di masing-masing negara terkait ketegangan akibat masalah perbatasan. Tindakan diplomatik ini diambil setelah Venezuela mendeportasi 1.000 warga Kolombia yang tinggal di perbatasan kedua negara.
Pemulangan 1.000 warga Kolombia ini merupakan langkah yang diambil Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk menangani imigran gelap, penyelundup, dan kelompok militan dari Kolombia yang sering terlihat di perbatasan. Maduro memutuskan untuk menutup perbatasan setelah tiga petugas patroli anti-penyelundupan Venezuela ditembak dan mengalami luka-luka.
Maduro menuduh kelompok militan Kolombia sebagai pihak yang bertanggung jawab. Dia kemudian mengumumkan keadaan darurat di enam kota, mendeportasi imigran Kolombia, serta menutup perbatasan.
Laporan dari Al Jazeera, Jumat (28/8/2015), menyebutkan bahwa Presiden Kolombia Juan Manuel Santos menarik dubes dari Venezuela setelah otoritas negara itu tidak mengizinkan komisi Ombudsman Kolombia untuk mengamati situasi kemanusiaan di Kota San Antonio del Tachira. Dia kemudian melayangkan protes diplomatik ke Pemerintah Venezuela dan menuduh Maduro menyebarkan kebohongan yang menghambat proses rekonsiliasi.
Tindakan Santos ini dibalas Venezuela yang mengumumkan menarik Dubes mereka di Kolombia. Menteri Luar Negeri Venezuela Delcy Roidriguez menyatakan Maduro menarik pulang dubesnya untuk berkonsultasi mengenai masalah-masalah yang datang dari Kolombia.
(Hendra Mujiraharja)