SEMARANG - Perkembangan kejiwaan N, bocah perokok di Semarang, Jawa Tengah terancam terganggu, karena banyak zat berbahaya masuk ke tubuhnya. Selain itu, kematian juga mengancam bocah berusia lima tahun tersebut jika tak segera mendapat penanganan serius.
Dokter spesialis anak RSUP dr Kariadi Semarang, dr Adhie Nur Radityo, mengatakan, gangguan kesehatan fisik dan psikis Napin sudah terlihat. Dia tumbuh tak normal sebagaimana anak seusianya. Pada usia lima tahun saat ini, tubuhnya terlihat kecil hingga sepadan dengan anak usia tiga hingga empat tahun.
“Nikotin memberikan dampak yang buruk pada jantung, kemudian kanker paru-paru. Kalau pada anak-anak yang jelas akan menggangu pada pertumbuhannya. Kita lihat anak ini beratnya kurang, beratnya mungkin sesuai dengan anak usia 3,5 tahun, itu yang terlihat terlebih dahulu, bahwa berat anak ini telah terganggu,” kata dr Adhie.
Dia menambahkan, gangguan pada psikisnya terlihat dari berbagai upaya untuk memenuhi hasratnya merokok. Selain meminta ke warga, N juga kerap mencari puntung rokok di jalanan. Bahkan, ketika kejang dan tak sadarkan diri itu, bisa dianggap sebagai upaya menarik perhatian warga agar memberinya rokok.
“Seoarang anak berubah perilakunya untuk mendapatkan rokok. Bisa dengan marah-marah, bisa juga mencuri. Perilaku dia sampai kejang-kejang atau pingsan itu bisa jadi sebagai upaya untuk mendapatkan rokok,” jelasnya.
Kendati demikian, perlu dilakukan pemeriksaan medis secara intensif untuk memastikan kejang-kejang itu. Sebab, zat berbahaya rokok bisa dengan mudah merusak jaringan tubuh mungilnya, mulai jantung, paru-paru, otak, maupun organ-organ vital lainnya. Dalam jangka panjang, kerusakan organ vital itu bisa berujung pada kematian.
“Kita harus melakukan pemerikasaan untuk mengetahui tingkat kerusakan baik itu di jantung, paru-paru, atau organ-organ lain yang menyebabkan sakit pada anak ini. Penyakit-penyakit yang timbul akibat komplikasi dari merokok ini yang akan mengakibatkan kematian pada anak ini,” tegasnya.
(Susi Fatimah)