JAKARTA - Sejak kemarin, beredar petisi online berisi pembelaan terhadap aktivis lingkungan, Salim Kancil yang dibunuh di Lumajang, Jawa Timur. Petisi tersebut menjadi viral lewat email dan media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Berdasarkan pantauan Okezone, Rabu (30/9/2015), gerakan tersebut dilakukan di situs petisi terkenal change.org, dan dibuat Siti Maimunah dari Tim Kerja Perempuan dan Tambang (TKPT).
Sebelum menandatangani petisi, masyarakat kembali diingatkan tentang cerita Salim Kancil yang bersikukuh menolak penambangan pasir besi di Desa Selok Awar-Awar, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Petisi juga menjelaskan tentang laporan adanya ancaman dan intimidasi ke Polres Lumajang yang tak mendapat respons tegas. Laporan tersebut nyatanya terbukti setelah segerombolan preman menyiksa Salim dengan disetrum, dipukul, diseret hingga lehernya digergaji.
Hingga pukul 16.30 WIB, petisi tersebut sudah berhasil mengumpulkan tanda tangan sebanyak 16.590. Target petisi sendiri adalah mengumpulkan sebanyak 25.000 tanda tangan. Untuk mendukung gerakan ini, masyarakat bisa mengakses laman ini https://www.change.org/p/divhumaspolri-bupati-lumajang-usut-pembunuhan-berencana-salim-kancil/
Berikut lima tuntutan petisi tersebut:
1. Mendesak kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya untuk serius dalam mengusut para pelaku pembantaian terhadap Salim Kancil dan Tosan hingga aktor intelektual (intellectual daader) di balik peristiwa kekerasan di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang tersebut, dan mengganjar pelaku dengan hukuman seberat-beratnya sesuai Pasal 340 KUHP.
2. Mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang untuk segera menutup seluruh penambangan pasir di pesisir selatan Lumajang.
3. Meminta agar Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk segera memberikan perlindungan terhadap saksi dan korban
4. Meminta Komnas HAM agar segera turun ke lapangan dan melakukan investigasi
5. Meminta Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk memberikan trauma healing kepada anak dan cucu dari Alm. Salim Kancil serta anak-anak PAUD yang menyaksikan insiden penganiayaan Alm. Salim Kancil di Balai Desa Selok Awar-Awar.
(Arief Setyadi )