SURABAYA - Peringatan HUT TNI ke-70 di Surabaya, Jawa Timur, menampilkan drama kolosal perang gerilya Jenderal Soedirman di Markas Kodam V/Brawijaya. Drama kolosal ini diperankan oleh gabungan pelajar, masyarakat dan Prajurit TNI AD dari Korem 084 Bhaskara Jaya.
Drama kolosal ini berkisah bagimana kegigihan dan semangat Jenderal Soedirman yang memimpin pasukan gerilya melawan penjajah. Padahal, saat itu Panglima besar ini dalam kondisi sakit.
Dalam drama kolosal ini berkisah bagaimana Jenderal Soedirman bersama pasukannya melucuti senjata Jepang, hingga akhirnya datang penjajahan Belanda. Dalam drama tersebut juga diceritakan saat Presiden Soekarno sempat meminta Jenderal Soedirman istirahat karena sakit.
Meski ditandu, Jenderal Soedirman tetap meminta restu kepada Presiden untuk berperang dengan cara gerilya, hingga akhirnya berhasil merebut kemerdekaan, walau hanya bersenjata bambu runcing.
Perang gerilya ini dilakukan oleh Jenderal Soedirman saat serangan Agresi Militer kedua Belanda yang menghancurkan Ibu Kota RI pada saat itu, Yogyakarta pada tahun 1948.
Menurut Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Sumardi, kisah teatrikal ini mengilhami spirit atau semangat dan kegigihan seorang Jenderal besar.
"Semangat dan kegigihan beliau harus kita ikuti. Khususnya, untuk anggota TNI dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI," kata Sumardi, Senin (5/10/2015).
Jiwa tersebut, lanjutnya, harus dijadikan teladan dan kekuatan oleh prajurit-prajurit TNI masa kini. Dalam peringatan HUT ke-70, ini para prajurit dari berbagai kesatuan menampilkan sejumlah atraksi seperti beladiri militer Yong Moo Do, hingga demonstrasi pasukan kolone senapan. Kemudian, defile pasukan dan pameran alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
(Randy Wirayudha)