SEOUL – Presiden Korea Selatan (Korsel), Park Chung-hee, tewas tertembak pada 26 Oktober 1979. Meskipun membawa kemajuan dalam ekonomi Korsel pada dekade 1960 dan 1970, dia dituduh sebagai pemimpin yang otoriter.
Park Chung-hee naik takhta menjadi Presiden Korsel setelah melakukan kudeta militer pada 16 Mei 1961. Dia berjasa dalam memodernisasi negaranya melalui industrialisasi yang berorientasi pada ekspor. Di masa pemerintahannya juga, hubungan Korsel dengan Amerika Serikat (AS) semakin erat setelah Park setuju mengirim tentara Korsel membantu AS dalam perang Vietnam.
Namun, di mana-mana terjadi pengekangan secara politik. Ayah dari Presiden Korsel saat ini, Park Geun-hye, dinilai sangat otoriter terhadap lawan politiknya. Ini menimbulkan perselisihan dengan Kepala Intelijen Korsel Kim Jea-kyu.
Sebelum Park tewas tertembak, telah terjadi sebuah percobaan pembunuhan terhadap dirinya pada 15 Agustus 1974. Percobaan itu dilakukan oleh seorang agen Korea Utara (Korut) Mun Se-gwang. Istri Chung-hee, Yuk Yeong-su, tewas tertembak. Saat percobaan pembunuhan terjadi, Park sedang berpidato dan dia meneruskan pidatonya tanpa peduli istrinya dalam kondisi kritis.