Tradisi Mondosiyo, Masih Eksis di Tengah Gempuran Zaman

, Jurnalis
Kamis 03 Maret 2016 13:31 WIB
Tradisi mondosiyo yakni menangkap ayam yang dipercaya dapat memberikan keberntungan dan terhindar dari malapetaka (foto: solopos)
Share :

KARANGANYAR - Ratusan warga Dusun Pancot, Kelurahan Kalisoro, Tawangmangu berebut ayam pada puncak Upacara Adat Mondosiyo, Selasa lalu. Mereka meyakini akan memperoleh berkah dan terhindar dari malapetaka apabila memiliki ayam itu. Mereka percaya ayam itu bertuah.

Warga mendapat kebebasan menggunakan berbagai cara mengambil ayam yang dilempar ke atap bangunan pasar dusun. Ada yang berusaha menggiring ayam dengan memanjat langit-langit bangunan.

Ada yang memukul-pukul atap bangunan terbuat dari seng. Warga lainnya menggunakan galah umbul-umbul untuk mencegat ayam agar tidak menjauh dari jangkauan.

Warga berebut ayam diiringi gamelan berirama rancak. Itu makin memantik semangat warga berebut ayam. Gesekan fisik antarwarga sering terjadi tetapi tidak membuat warga berkelahi.

Namun, sejumlah anggota kepolisian dan linmas berjaga-jaga apabula situasi memanas. Berebut ayam menjadi sajian utama bersih desa yang digelar setiap tujuh lapan sekali atau pada Selasa Kliwon Wuku Mondosiyo.

“Mondosiyo itu memperingati hari lahir Dusun Pancot. Intinya mengucap syukur kepada Tuhan atas rezeki yang telah diberikan,” kata Kepala Lingkungan Dusun Pancot, Sulardiyanto, dikutip dari Solopos, Kamis (3/3/2016).

Warga menyiapkan uba rampe upacara adat sejak tiga hari sebelum acara. Prosesinya diawali atraksi sejumlah kelompok Reog. Mereka berjalan dari gerbang desa menuju situs batu gilang. Atraksi Reog berhenti setelah kenong dipukul. Selanjutnya, pemangku adat akan menyiramkan air badek atau tape ke situs batu gilang.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya