LONDON – Islamofobia kembali melanda Eropa pasca-tragedi bom di Brussels, Belgia yang menewaskan 31 orang, Selasa, 22 Maret 2016 lalu.
Seorang netizen, Matthew Doyle, menyebarkan kicauan bernada kebencian dan rasisme di sosial media (sosmed) Twitter, hingga menuai kecaman netizen lainnya. Doyle sendiri belakangan sudah ditahan Kepolisian Croydon, London Selatan, Inggris.
Pada sehari pasca-bom Brussels, Doyle via akun @MatthewDoyle31, berkicau bahwa dia mem-bully seorang wanita muslim dan mempertanyakan pertanggungjawabannya atas bom Brussels.
“Saya berkonfrontasi dengan seorang wanita muslim kemarin di Croydon. Saya minta dia menjelaskan (tragedi bom) Brussels. Dia bilang ‘tak ada hubungannya dengan saya’, jawab si mulut manis,” tulis Doyle di akun Twitter-nya yang kemudian sudah dihapusnya.
Doyle juga menambahkan: “Siapa peduli jika saya menghina seorang kepala handuk (wanita berjilbab). Sial! si kepala handuk di kedai kebab lokal tak bisa bahasa Inggris? Tak punya nomor jaminan sosial dan sedang telefon ke Suriah #help,”.
Tapi caption kicauan Doyle sudah terlanjur meluas, hingga akhirnya aparat Kepolisian Croydon menahan salah satu staf eksekutif Public Relation (PR) di sebuah perusahaan tersebut pada Kamis, 24 Maret 2016 kemarin.
Sementara pada Jumat (25/3/2016) hari ini, Doyle dijatuhi dakwaan dan baru akan dibawa ke Pengadilan Camberwell Green Magistrates pada Sabtu, 26 Maret 2016 besok.
“Doyle didakwa dengan pasal 19 pada regulasi tentang Public Order Act 1986 atas tindakan menerbitkan atau mendistribusikan materi tertulis yang mengancam, melecehkan atau menghina atas niat kebencian ras,” ungkap pihak kepolisian, dikutip Independent, Jumat (25/3/2016).
Terkait penahanannya, staf PR berusia 46 tahun itu, membela diri bahwa kicauannya di akun Twitter-nya itu hanya sekadar lelucon.
“Itu bukan diri saya yang sebenarnya. Saya bukan semacam ekstremis sayap kanan. Saya bukan penyambung lidah rasisme atau radikalisme. Hanya saja, horor yang terjadi di Brussels bisa terjadi kapapun di sini dan Anda sangat naif jika berpikir London tak ada dalam daftar teror,” timpal Doyle.
Apapun pembelaannya, rasisme dan Islamofobia yang disebarkan Doyle sudah kadung meluas dan bahkan, tak sedikit yang membuat parodi dari kicauan rasisnya itu.
“Saya berkonfrontasi dengan wanita Irlandia kemarin di Camden. Saya minta dia menjelaskan (tentang vokalis band U2) Bono. Dia bilang, ‘tak ada hubungannya dengan saya’, jawab si mulut manis,” tulis akun @robmanuel.
“Saya berkonfrontasi dengan seeorang pria yang makan semangkuk (sereal) muesli kemarin di Croydon. Dia bilang ‘mmfflfffmufflrgh’, jawab si mulut manis,” kicau akun @robbiereviews.
“Saya berkonfrontasi dengan bocah tiga tahun di Croydon. Saya minta dia menjelaskan kue yang hilang. Dia bilang ‘booo caah’, jawab si mulut manis,” timpal akun @zanPHEE.
“Saya berkonfrontasi dengan seekor anjing dan bertanya sekarang jam berapa, ketika saya berusia empat tahun dan anjing itu menggigit saya. Dia bilang ‘woof’, jawab si mulut manis,” tandas akun @TechnicallyRon.