Putin: Chernobyl Jadi Pelajaran Berharga bagi Manusia

Silviana Dharma, Jurnalis
Rabu 27 April 2016 16:31 WIB
Reaktor nuklir Chernobyl 2016, Vladimir Putin. (Foto: WSJ/Reuters)
Share :

MOSKOW – Selain Ukraina, Rusia juga menaruh perhatian pada peringatan 30 tahun bencana Chernobyl yang jatuh pada 26 April kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Rusia Vladimir pun berkomentar melalui telegram kepada para korban yang terdampak tragedi nuklir di Pripyat pada 1986 tersebut, yang dipublikasikan di situs Kremlin.

“Chernobyl telah menjadi pelajaran berharga bagi semua umat manusia. Dan sampai hari ini memilik dampak yang parah, baik bagi lingkungan maupun kesehatan manusia,” ujarnya, seperti disunting dari TASS, Rabu (27/4/2016).

Di samping itu, Gray Cardinal juga memuji keberanian dan kerja keras para aparatur negara, seperti petugas pemadam kebaran, anggota militer, tenaga medis dalam meminimalisir dampak ledakan reaktor nuklir terburuk sepanjang sejarah itu.

“Banyak dari mereka mengorbankan nyawa mereka sendiri untuk menyelamatkan orang lain. Sudah selayaknya kepada para korban bencana mengerikan ini, kita juga menunduk untuk menghormati mereka sebagai pahlawan,” terangnya.

Demikian juga ia menyanjung para veteran likuidator (demikian Putin menyebut warga sipil dan anggota militer yang terpanggil untuk membantu menangani bencana Chernobyl dalam jangka panjang). Orang nomor satu di Rusia ini mengaku salut akan ketulusan mereka, yang tidak melupakan teman-temannya, selalu mendukung keluarga mereka yang terpapar radiasi dan aktif dalam berbagai aksi sosial terkait bencana ini.

Reaktor nuklir Chernobyl dibangun di Pripyat, Ukraina pada zaman Uni Soviet. Tujuannya adalah untuk menyediakan aliran listrik dengan daya 1.000 megawatt (MW) per harinya demi memenuhi kebutuhan warga setempat pada masa itu.

Nahas, kelalaian para pekerja dan ketertutupan para peneliti menyebabkan ledakan dahsyat berdampak luar biasa parah pada 26 April 1986 sekira pukul 01.23 dini hari. Terlambatnya peringatan dini mengakibatkan banyak bayi lahir dengan kondisi cacat terpapar zat radioaktif berbahaya.

Pada 9 Mei 1986, para pekerja mulai menutup area reaktor nuklir dengan beton. Selanjutnya, Hans Blix dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi sedikitnya 200 orang terpapar radiasi langsung dan 31 orang meninggal di tempat saat kejadian.

(Silviana Dharma)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya