“Saya tidak sekarat. Dasar kalian tidak tahu malu!” tukas Mugabe, dikutip dari The Zimbabwean, Senin (9/5/2016), saat ditanyai soal kematiannya. Pembahasan yang akhirnya memicu perkelahian para suksesor di dalam partainya.
Semakin dekatnya Mugabe pada masa lengser, membuat situasi dalam negeri semakin gaduh. Tidak hanya karena carut marut politiknya yang dinodai aksi korupsi di tubuh partai pemudanya, ketidakstabilan politik disinyalir menjadi faktor utama penyebab krisis persediaan uang tunai di negara miskin tersebut, selama beberapa pekan terakhir.
Selama menjabat lebih dari tiga dekade terakhir, Mugabe terbukti menjadi tokoh kunci yang dapat mengesampingkan permusuhan internal maupun antar fraksi. Namun dengan kondisinya sekarang, banyak pihak meragukan dia akan mampu bertahan dan layak mencalonkan diri kembali pada pemilu 2018 mendatang.
Dua partai terkuat di negaranya pun mulai saling menyerang satu sama lain seperti sebelum Mugabe berkuasa. Kubu Lacoste yang dipimpin Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa berpendapat bahwa presiden harus diizinkan beristirahat. Sementara partai oposisi tidak setuju.
(Silviana Dharma)