YERUSALEM – Sudah sejak 2007 tak satu pun perwakilan pemerintahan Mesir menjejakkan kaki di Israel. Namun pada Minggu, 10 Juli 2016 lalu waktu setempat, Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir, Sameh Shoukry bertandang untuk kali pertama ke Yerusalem.
Kunjungan ini menyusul pertemuan sebelumnya dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas pada bulan lalu di Tepi Barat. Kali ini di Yerusalem, Menlu Shoukry menyuarakan dan menegaskan kembali solusi dan proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
Dalam konferensi pers usai menemui Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, Menlu Shoukry menegaskan kembali akan solusi dua negara yang sama-sama harus dibangun Israel dan Palestina dengan mendasarkan rasa saling percaya satu sama lain.
“Visi solusi dua negara bukanlah (solusi) yang tidak masuk akal. Namun solusi ini membutuhkan langkah-langkah untuk membangun rasa saling percaya,” ungkap Menlu Shoukry, dikutip TIME, Senin (11/7/2016).
“Kondisi buruk warga Palestina menjadi lebih sulit di setiap harinya. Sementara mimpi perdamaian dan keamanan bergerak menjauhi warga Israel selama konflik terjadi terus-menerus,” lanjutnya.
Selama ini selain Turki, hanya Mesir dan Yordania yang merupakan negara kawasan Timur Tengah yang berdamai dan memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Terkait hal ini dalam sesi konferensi pers yang sama, PM Netanyahu menyerukan pada Palestina untuk meneladani Mesir dan Yordania yang bersedia “berteman” dengan Israel.
“Para warga dan pemimpin Palestinya seharusnya mengikuti contoh yang berani dari Mesir dan Yordania, serta bergabung dengan kami demi negosiasi (damai) secara langsung,” timpal Netanyahu.