Dengan melakukan simulasi bencana tersebut, Rosid menambahkan, diharapkan masyarakat lebih waspada lagi akan terjadinya bencana, khususnya tsunami. “Sekaligus mengenang korban-korban yang gugur dalam bencana tsunami lalu,” ujarnya.
Selain melakukan simulasi bencana, masyarakat juga melakukan doa bersama di makam korban tsunami. Rosid menuturkan, sebelum mengadakan simulasi bencana, masyarakat dan relawan melakukan longmars dari Jalan Kidang Pananjung, Pangandaran hingga Lapangan Boulevard. “Kami ingin mengajak dan memberitahu masyarakat luas,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, tercatat 405 jiwa meregang nyawa tersapu tsunami. Sementara, 27 jiwa lainnya dinyatakan hilang. Tak hanya itu, 274 jiwa juga mengalami luka-luka. Total 13.198 orang harus mengungsi karena rumah mereka rusak.
Kepala BPBD Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena menambahkan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian masyarakat yang tergabung dalam forum relawan terhadap bahaya bencana tsunami.
Dengan simulasi tersebut, diharapkan masyarakat, khususnya yang tinggal di pesisir pantai mengetahui apa yang harus dilakukan saat bencana tsunami menerjang wilayah mereka. “Mengingat kembali , merasakan, juga sebagai pembelajaran,” kata dia.
(Fransiskus Dasa Saputra)