Minggu-minggu terakhir ini sang anak sangat suka menangis. Kalau ditanya apa saja, jawabnya sering ngelantur, "7" "24:6= 4""how are you", dan jawaban lain seperti huruf hijaiyah, kemudian menirukan gaya gurunya mengajar.
Menurut psikolog , anak ini terlalu diforsir, dia mengikuti les matematika & k**** yang target tugasnya satu buku harus selesai 10 menit, kemudian les bahasa inggris, terus PR sekolah, les mengaji dan lain-lain shg mengakibatkan anak terlalu jenuh.
Si anak hanya mau bercerita sama psikolognya,tetapi kalau ditanya oleh orang lain jawabannya angka-angka, bahasa inggris atau pelajaran mengaji. "apa ini? huruf, hijaiyyah" jadi dia menirukan gaya gurunya dan jika bertemu orang yang memakai baju guru dia langsung tertekan.
Yang lebih mengharukan lagi, saat melihat sang bunda menangis, si anak cuma bilang "Bunda jangan nangis, aku kan pinter, tapi aku enggak mau tidur sama bunda yaa, aku maunya sama dokter ganteng atau cantik aja."
Dia memang tinggal di kamar VIP, jadi memang ada dokter yang menemani sehari-hari.
Dan ternyata ada lima anak kecil yang masuk rumah sakit jiwa itu, tapi dia yang paling kecil, sisanya umur 12 tahunan karena broken home.
Hanya dia sendiri yang mengalami gangguan akibat terlalu banyak tekanan belajar. Sungguh kasihan.
Pelajaran berharga untuk para orang tua agar tetap memperhatikan tahapan perkembangan anak, usia TK adalah usia bermain, belajarpun harus melalui permainan dan jangan korbankan anak-anak kita karena AMBISI kita sebagai orangtua.
Biarkan mereka bermain dan berikanlah kenangan masa kecil yang terindah untuk mereka.
Hingga saat ini, belum diketahui identitas orangtua bocah malang tersebut."
(day)
(Susi Fatimah)