Pesan Kemerdekaan Indonesia dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Mohammad Saifulloh, Jurnalis
Kamis 18 Agustus 2016 05:10 WIB
Ilustrasi (Okezone)
Share :

Pada Maret 2016, BPS merilis angka kemiskinan Indonesia menurun dari 28,51 juta jiwa pada September 2015, menjadi 28,01 juta jiwa. Meskipun menurun, namun perlu dicatat bahwa kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin semakin tinggi.

Indeks kedalaman kemiskinan meningkat dari 1,84 pada September 2015 menjadi 1,94 pada Maret 2016. “Yang kaya makin kaya, yang miskin semakin merana,” ujarnya.

Pada Desember 2015, World Bank melaporkan bahwa 1% orang terkaya Indonesia menguasai sekira 50,4% aset dan 10% orang terkaya Indonesia menguasai 70,3% total kekayaan di Indonesia. Artinya, pembangunan belum merata dan belum menyentuh rakyat miskin dan kaum papa.

Revitalisasi nasionalisme

Momentum 71 tahun kemerdekaan ini kita dikejutkan dengan sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan. Peristiwa penujukan seorang menteri berkewarganegaraan asing sangat menggangu stabilitas politik dan semangat nasionalisme.

Berpindah kewargangeraan adalah ujung akhir dari kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karenanya, sebagai wujud serta ejawantah dari semangat nasionalisme dan loyalitas kepada negara, setiap pejabat negara harus berkewarganegaraan Indonesia.

Semangat nasionalisme itulah yang dari dahulu dibangun oleh founding fathers NKRI seperti Ir Soekarno, Mohammad Hatta, KH M Hasyim Asyari, dan A Wahid Hasyim.

Dalam konteks global, sudah saatnya umat Islam Indonesia memberikan contoh kepada dunia bahwa Islam di Indonesia tidak mempertentangkan antara agama dan nasionalisme.

Indonesia patut dijadikan sebagai kiblat beragama atau teladan dalam kehidupan beragama dan bernegara. Karena itu, nasionalisme harus tetap kita jaga “Man laisa lahu ardl, laisa lahu tarikh. Wa man laisa lahu tarikh, laisa lahu dzakiroh (barang siapa tidak punya tanah air, tidak akan punya sejarah)”.

Jika kehilangan emas, kita bisa membelinya lagi di pasar. Jika kita kehilangan harta benda, tahun depan kita bisa mencari dan mendapatkannya lagi. Tapi jika kehilangan tanah air, akan ke mana kita hendak mencari?.

 

(Salman Mardira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya