CIMAHI – Membuka wawasan sejarah masih perlu demi bisa belajar dari masa lalu. Sebagai pembelajaran di masa mendatang. Belajar sejarah pun tak harus di ruang kelas yang menjemukkan.
Komunitas Tjimahi Heritage mengajak masyarakat untuk membuka wawasan sejarah dengan lebih seru. Apalagi sambi bisa melihat bagaimana caranya mengoperasikan sebuah alutsista (alat utama sistem persenjataan) artileri, hingga merasakan bagaimana asyiknya ‘ngebut’ dibocengi tank.
Minggu, 28 Agustus, komunitas ini membawa puluhan masyarakat awam, baik umum maupun pelajar untuk berkunjung ke markas TNI. Tepatnya ke Pusat Pendidikan Artileri Medan (Pusdik Armed) TNI AD di Baros, Cimahi.
Sapa dan senyum hangat para personel Pusdik Armed yang menyambut, sontak menghilangkan kesan ‘ngeri’ terhadap yang namanya tentara. Dengan sabar dan ramah, para pengunjung pun dijelaskan tentang asal usul tangsi militer yang satu ini.
Sejumlah bangunan di markas TNI ini masih asli. Hanya sedikit dipugar dengan dilakukan pengecatan. Sisanya, masih orisinil seperti dulu sebagai tangsi militer KNIL (Koninklijke Nederlandsch Indisch Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda).
“Dulunya ini tempat barak KNIL. Saat Jepang masuk Indonesia, tangsi ini dijadikan barak kavaleri Jepang dan markas Heiho (pembantu Angkatan Laut Jepang),” jelas Iwan Hermawan, koordinator Tjimahi Heritage kepada Okezone.
“Setelah Perang Dunia II, tangsi ini kembali dikuasai Belanda dengan ditempatkannya KL (Koninklijke Landmacht atau AD Belanda). Baru pada 1950 setelah pengakuan kedaulatan (Desember 1949), tempat ini dijadikan tangsi TNI,” lanjutnya.
Di Pusdik Armed ini juga dilestarikan beberapa peninggalan bersejarah lainnya. Seperti meriam abad 18 era VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau Kongsi Datang Hindia Timur) dan meriam di era yang sama buatan Jepang.
Tidak hanya belajar sejarah, para pengunjung yang juga terdiri dari beberapa anak-anak Pramuka dari sebuah SMK di Cimahi, serta para pelajar SMP Dharma Kartini dan penggiat komunitas Historia van Bandoeng (HvB) juga Komunitas Historia Bekasi (KHB), berkesempatan untuk melihat bagaimana para personel TNI mengoperasikan artileri.
Peragaan dari pemasangan hingga momen penembakan dilakukan di lapangan di dalam Pusdik Armed. Yang lebih mengasyikkannya lagi, para pengunjung pun diajak untuk naik tank keliling tangsi.
Sebenarnya yang mereka naiki bukan kendaraan tempur (ranpur) jenis tank. Hanya saja karena keawaman mereka, ranpur dari baja tetap disebut tank. Sedianya, yang mereka naiki adalah ranpur artileri swa gerak AMX. Artileri Gerak Sendiri (GS) yang diperuntukkan untuk perang yang mobile.
Dua ranpur AMX pun dinyalakan. Gemuruh suaranya menggelorakan semangat pengunjung. Para personel pun mempersilakan bagi para pengunjung untuk naik ke dua unit “tank” itu untuk berkeliling tangsi.
Rangkaian kegiatan ini selain untuk lebih mengenalkan sejarah Cimahi, juga untuk menjalin keterbukaan dan keakraban antara masyarakat dan TNI.
“Kegiatan ini tujuannya untuk mengenalkan sejarah kota Cimahi sebagai kota yang memiliki sejarah militer dan bangunan historisnya. Sehingga diharapkan masyarakat lebih mencintai kotanya dan terjalin keakraban antara TNI dan rakyat,” tandas Iwan.