Menurutnya, pemerintah AS harus melihat dari segi moral itu. Bahwa pada kenyataannya, hasil dari pembocoran informasi itu berdampak positif.
“Saya rasa ketika orang-orang menghitung keuntungannya, jelas sejak 2013 hukum negara kita telah berubah. Kongres (AS), pengadilan dan presiden, semuanya mengubah kebijakan mereka sebagai buntut dari pengungkapan tersebut. Pada saat bersamaan, tidak pernah ada bukti publik bahwa individu jadi tersakiti karena hal ini,” tambahnya.
Diprediksi, permintaan grasi Snowden akan sulit dikabulkan pemerintah AS. Apalagi, sejak awal maniak komputer ini sudah melarikan diri dari jeratan hukum. Dia kabur ke Hong Kong, yang terkenal berseberangan dengan AS. Lalu terbang ke Rusia dan mendapat suaka sementara. Izin perlindungannya di Moskow bersifat terbatas, sehingga dia sekarang mulai mencari suaka baru dari negera lain.
Selain itu, Presiden Obama pernah menegaskan tidak akan mengikuti jejak pendahulunya yang memberikan maaf di menit akhir kepemimpinan. Meski demikian, pria berdarah Kenya itu terkenal sering memberi grasi, salah satunya pada pengedar narkoba.
Kampanye permohonan ampun bagi Snowden juga sudah disuarakan oleh pegiat kebebasan hak sipil di AS (ACLU). Pembuat film, Oliver Stone, pun ikut menyerukan kampanye serupa melalui karya sineasnya yang berjudul ‘Snowden’. Karakter peretas data NSA itu akan diperankan oleh Joseph Gordon-Levitt dan akan tayang pada Jumat 16 September. (Sil)
(Rifa Nadia Nurfuadah)