Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pengampunannya Dijegal, Snowden Akan Berikan Suara di Pilpres

Rahman Asmardika , Jurnalis-Sabtu, 17 September 2016 |09:17 WIB
Pengampunannya Dijegal, Snowden Akan Berikan Suara di Pilpres
Edward Snowden. (Foto: Reuters)
A
A
A

ATHENA – Meski statusnya saat ini adalah salah satu buronan paling dicari oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS), whistleblower Edward Snowden menyatakan tetap akan memberikan suaranya dalam pemilihan presiden Negeri Paman Sam yang akan berlangsung November mendatang. Meski begitu, Snowden yang kini diasingkan di Moskow, Rusia tidak mengatakan kandidat mana yang menjadi pilihannya.

“Saya akan memberikan suara saya. Tapi, sebagai seorang pejuang privasi penting, saya pikir penting bagi individu untuk tidak memiliki kewajiban mendiskusikan pilihannya. Dan saya tidak akan melakukan hal itu dengan pilihan saya,” kata Snowden sebagaimana dilansir dari The Star, Sabtu (17/9/2016). Pria berusia 33 tahun itu berbicara dalam konferensi pers di Athena, Yunani melalui sambungan video dari Moskow.

Dalam kesempatan itu, Snowden juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas upaya kelompok hak asasi manusia (HAM) internasional yang meminta pengampunan bagi dirinya kepada Presiden Barack Obama. Tiga kelompok HAM terkemuka, American Civil Liberty Union, Human Rights Watch, dan Amnesti Internasional berada di balik kampanye tersebut.

Upaya itu dihambat oleh laporan yang dikeluarkan Komite Intelijen Parlemen AS Kamis lalu. Dalam laporan tersebut Snowden dideskripsikan sebagai seorang “tukang ngarang yang sering melebih-lebihkan” sehingga tidak cocok dalam profilnya sebagai seorang whistleblower. Seluruh anggota komite bahkan mengirimkan surat kepada Obama mendesaknya untuk tidak mengampuni Snowden.

Mantan pegawai Badan Intelijen Pusat AS (CIA) itu menjadi pusat perhatian pada 2013 setelah membocorkan informasi rahasia milik Badan Keamanan Nasional AS (NSA), mengungkap praktek pengawasan global yang memantau aktivitas individu baik di AS, maupun di negara-negara lain. Terkuaknya praktek CIA dan NSA ini memicu perdebatan global mengenai pengawasan massal oleh negara, keamanan nasional dan hak privasi individu. Atas perbuatannya, AS menjatuhkan tuduhan pengkhianatan dan pencurian rahasia negara kepada Snowden memaksanya melarikan diri ke Rusia untuk mencari suaka.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement