"Lingkungan ia tumbuh tidak memberinya kesempatan untuk sukses. Tapi dia bersekolah, bertumbuh dan lulus dari perguruan tinggi. Dia tidak pernah berhenti mencoba untuk tetap menempuh pendidikan padahal ibunya melarang. Bahkan, dia melakukannya sambil banting tulang untuk keluarganya," cetus mantan koresponden CNN dan wartawan Gedung Putih tersebut.
Akhirnya, ibu Quijano memperoleh gelar sarjana akunting pada usia 28 tahun. Dengan titel tersebut, dia diperbolehkan untuk berimigrasi ke AS dan melahirkan dua putri yang juga berpendidikan tinggi.
Quijano menjadi salah satu pembawa berita di televisi nasional AS yang terkemuka berkat peliputannya selama tragedi 9/11 2001 dan invasi AS ke Irak pada 2003. Ketika bergabung dengan CBS pada 2010, bungsu dari dua bersaudara ini juga andil meliput bom saat perlombaan maraton di Boston 2013 dan Superstorm Sandy.
Untuk menjaga netralitasnya, dia tidak lagi aktif di Twitter sejak 2 September 2016 ketika namanya diumumkan menjadi moderator debat cawapres AS. Presiden CBS News, David Rhodes mengatakan, karyawannya satu itu layak menjadi moderator debat pilpres bersejarah ini karena dedikasinya yang tinggi dalam peliputan politik dan kiprahnya di CBS yang tak kalah luar biasa penting. (war)
(Silviana Dharma)