Elaine Quijano, Moderator Keturunan Asia Pertama dalam Debat Capres AS

Silviana Dharma, Jurnalis
Rabu 05 Oktober 2016 06:34 WIB
Elaine Quijano (baju merah) ditunjuk sebagai moderator Debat Cawapres AS 2016 (Foto: Frederick Brown/AFP)
Share :

NEW YORK - Moderator debat calon wakil presiden (cawapres) Amerika Serikat 2016 yang ditunjuk hari ini berasal dari CBS News. Dialah Elaine Quijano (42) yang akan menjadi perempuan berdarah Asia, tepatnya Filipina pertama yang dipercaya untuk mengondisikan jalannya perdebatan untuk pemilihan wapres di Negeri Paman Sam. Lebih dari itu, dia juga menjadi moderator debat termuda yang pernah ada dalam sejarah pilpres AS.

Seperti dilansir CBS News, Rabu (5/10/2016), kehadiran Quijano begitu kontras dengan peserta debatnya, Cawapres Republik Mike Pence dan Cawapres Demokrat Tim Kaine yang notabenenya adalah dua pria kulit putih. Meski begitu, ketiganya memiliki persamaan, yakni berdarah imigran.

Quijano mengambil paras Filipinanya dari sang ibu. Dalam Mike Pence mengalir darah Irlandia warisan kakeknya. Demikian juga Tim Kaine yang walau lahir dan besar di Amerika Serikat, merupakan generasi ketiga dari pria Skotlandia.

Singkat cerita tentang Quijano, ia lahir dan besar di Chicago. Saat ini dia sudah pindah dari sana dan menetap di New York.

Dalam suatu kesempatan wawancara, sarjana jurnalistik dari University of Illinois di Urbana-Champaign tersebut pernah mengutarakan bahwa sosok paling berpengaruh dalam hidupnya adalah sang ibunda.

"Ibu saya datang dari keluarga yang sederhana. Di Filipina, sebagai gadis yang lahir semasa Perang Dunia II, dia kehilangan ayahnya dalam serangan udara. Bombardir itu dilakukan AS terhadap Jepang yang sedang mengokupasi desa terdekat," tuturnya, seperti dilansir dari Quartz.

Saat itu, ibu Quijano masih berumur lima tahun. Dia hanya tidak paham mengapa ayahnya tak kunjung pulang dan ibunya terus bersedih. Tentu duka itu tak bisa dibendung karena ia mendadak ditinggal sebagai janda dari empat anak, yang semuanya masih kecil.

"Lingkungan ia tumbuh tidak memberinya kesempatan untuk sukses. Tapi dia bersekolah, bertumbuh dan lulus dari perguruan tinggi. Dia tidak pernah berhenti mencoba untuk tetap menempuh pendidikan padahal ibunya melarang. Bahkan, dia melakukannya sambil banting tulang untuk keluarganya," cetus mantan koresponden CNN dan wartawan Gedung Putih tersebut.

Akhirnya, ibu Quijano memperoleh gelar sarjana akunting pada usia 28 tahun. Dengan titel tersebut, dia diperbolehkan untuk berimigrasi ke AS dan melahirkan dua putri yang juga berpendidikan tinggi.

Quijano menjadi salah satu pembawa berita di televisi nasional AS yang terkemuka berkat peliputannya selama tragedi 9/11 2001 dan invasi AS ke Irak pada 2003. Ketika bergabung dengan CBS pada 2010, bungsu dari dua bersaudara ini juga andil meliput bom saat perlombaan maraton di Boston 2013 dan Superstorm Sandy.

Untuk menjaga netralitasnya, dia tidak lagi aktif di Twitter sejak 2 September 2016 ketika namanya diumumkan menjadi moderator debat cawapres AS. Presiden CBS News, David Rhodes mengatakan, karyawannya satu itu layak menjadi moderator debat pilpres bersejarah ini karena dedikasinya yang tinggi dalam peliputan politik dan kiprahnya di CBS yang tak kalah luar biasa penting. (war)

(Silviana Dharma)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya