Pelaku Teror di Tangerang Terinspirasi Ratusan Tulisan Aman Abdurrahman

Dara Purnama, Jurnalis
Rabu 26 Oktober 2016 05:31 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)
Share :

JAKARTA - Pelaku aksi teror di Pos Polisi Lalu Lintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Cikokol, Kota Tangerang, Sultan Aziansyah terdeteksi pernah melakukan kunjungan ke Lapas Nusakambangan pada Juni 2015 untuk menemui narapidana terorisme, Aman Abdrurrahman.

Aman Abdurrahman dikenal sebagai kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafilisi kepada ISIS.

Pengamat Terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah Zakki Mubarak mengatakan Aman Abdurrahman adalah ideolog yang memberikan arahan kepada aktivitas jihadis. Misalnya kapan mereka bergerak untuk melakukan aksi teror dan memberikan alasan pembenaran teroris melancarkan aksinya.

Begitulah yang terjadi kala bom Sarinah Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Januari 2016 lalu dan teror dengan senjata tajam dan bom di Tangerang yang dilakukan Sultan.

"Aman ini dikenal luas oleh kelompok jihadis karena banyak tulisannya yang dimuat di media online. Sehingga siapapun bisa mengakses. Si Sultan ini saya baca di media dia sering datang ke warnet dan mengakses tulisan beberapa kelompok jihadis termasuk berkomunikasi melalui email," kata Zakki ketika berbincang dengan Okezone, Rabu (26/10/2016).

Berdasarkan pantauan Zakki melalui internet, lebih dari 100 artikel yang ditulis Aman Abdurrahman. Baik itu pemikiran dirinya maupun terjemahan dari tokoh ISIS.

"Saya menduga beberapa tulisan yang dibaca Sultan adalah tulisan Aman Abdurrahman. Saya kira sentuhan Sultan melalui Aman Abdrurrahman. Akhirnya dia tertarik dan berkunjung ke Nusakambangan untuk menemui Aman Abdurrahman sama halnya dengan yang dilakukan teroris yang di Thamrin dulu," katanya.

Hal ini dikuatkan dari video yang beredar sebelum Sultan menghembuskan nafas terakhirnya. Kala itu Sultan menyebut istilah thogut. Itu semua menurut Zakki terinspirasi dari tulisan Aman Abdurrahman.

"Misalnya waktu ditanya polisi mengapa anda melakukan itu (teror di Tangerang). Sultan kan menjawab saya ingin membunuh Anshorut Thogut. Anshorut Thaugut itu bahasa yang digunakan oleh Aman Abdurrahman kepada para Thogut yakni polisi. Sehingga tidak mengherankan kalau polisi sekarang menjadi incaran beberapa kelompok jihadis karena dianggap sebagai kelompok yang paling bersalah dalam membunuh para mujahid-mujahid itu," paparnya.

Sekadar informasi aksi teror tersebut terjadi Kamis 20 Oktober 2016 sekira pukul 07.10 WIB. Tiga anggota polisi menjadi korban melalui aksi brutal pelaku yakni Sultan. Pelaku akhirnya tewas kehabisan darah akibat luka tembak, dalam perjalanan dari rumah sakit di Tangerang menuju ke rumah sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

(Khafid Mardiyansyah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya