BANJUL - Koalisi oposisi Gambia memaksa Presiden Gambia Yahya Jammeh segera mengundurkan diri, setelah dia menolak mengakui kekalahannya dalam pemilu. Jammeh yang semula mengakui kalah, bebalik tidak mengakuinya dan ingin membatalkan pemilu.
Jammeh mempertanyakan validitas hasil pemilu setelah komisi pemilu mengubah beberapa hasil penghitungan suara, meskipun perubahan itu ditegaskan tidak mempengaruhi hasil pemilu.
Beberapa pemimpin Afrika Barat yang terbang ke Ibu Kota Gambia, Banjul pada Selasa (13/12/2016) mencoba dan menyelesaikan krisis politik.
Jammeh sudah berkuasa selama 22 tahun. Presiden Jammeh telah mengubah Gambia dari negara sekuler menjadi negara Islam dengan nama Republik Islam Gambia pada 2015 lalu.
”Saya pikir dia harus mundur sekarang,” kata Adama Barrow, rival Jammeh yang dinyatakan sebagai pemenang pemilu.