PORT LOUIS – Perdana Menteri (PM) Mauritius Anerood Jugnauth berencana mengundurkan diri pada Senin (23/1/2017). Pria berusia 86 tahun itu akan menyerahkan jabatan perdana menteri kepada putranya sekaligus Menteri Keuangan, Pravind Jugnauth.
Anerood Jugnauth mengutarakan rencana tersebut lewat pidato yang ditayangkan televisi setempat. Ia mengaku tetap akan mengabdi di dalam pemerintahan, tanpa menyebut jabatan secara spesifik. Selama memerintah, ia berhasil membawa Mauritius memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil.
“Waktunya sudah tiba bagi negara ini untuk memiliki seorang pemimpin muda yang mewakili masa depan. Saya meminta masyarakat mendukung Pravind Jugnauth, sebagaimana mereka mendukung saya,” ujar Anerood Jugnauth, mengutip dari Reuters, Senin (23/1/2017).
Politikus senior itu ditunjuk sebagai perdana menteri pada Desember 2014 setelah koalisi Lepep yang dipimpinnya memenangi tiga perempat kursi di parlemen. Koalisi Lepep dibentuk dari tiga partai politik. Namun, keadaan mulai berubah sejak Desember 2016.
Satu partai memutuskan untuk keluar koalisi Lepep setelah berselisih paham dengan pemerintah terkait rancangan undang-undang (RUU) tentang peradilan. Kendati demikian, dua partai yang tergabung dalam koalisi Lepep masih memiliki dominasi di parlemen. Pravind Jugnauth akan ditunjuk menggantikan ayahnya pada pekan depan.
(Wikanto Arungbudoyo)