BOGOTA - Presiden Prancis Francois Hollande bertemu dengan pemimpin kelompok FARC yang merupakan kelompok pemberontak terbesar di Kolombia. Dalam pertemuan tersebut Hollande didampingi oleh Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos.
Sebagaimana dilansir dari BBC, Rabu (25/1/2017) dalam pertemuan tersebut, Hollande menawarkan program pembersihan ranjau dan pencarian orang hilang. Sebagaimana diketahui, Prancis telah berkontribusi mendukung terciptanya perdamaian di Kolombia dengan menggelontorkan sekira 20% dana Uni Eropa.
Pada November, Pemerintah Kolombia dan pihak pemberontak telah menandatangani perjanjian damai dan sepakat mengakhiri konflik yang terjadi selama puluhan tahun. Presiden Hollande adalah Presiden Prancis pertama yang mengunjungi Kolombia dalam 30 tahun.
Hollande Menulis Sebuah Pesan di Kamp Pemberontak FARC Didampingi Juan Manuel Santos (Foto: AFP)
Hollande mengatakan kesepakatan damai di Kolombia harus menjadi contoh untuk penyelesaian konflik di seluruh dunia.
"Pelucutan senjata dan demobilisasi adalah hal yang tidak akan dibatalkan," ujar Hollande di kamp pemberontak di Caldono.
Dalam kunjungannya, selain bertemu dengan pemimpin FARC, Jean Arnauld, Hollande juga bertemu dengan Kepala Misi Pengamatan PBB untuk Kolombia, Pablo Catatumbo.
"Kunjungan Presiden Hollande sangat penting. Fakta bahwa Perancis mendampingi dan mendukung proses perdamaian adalah dukungan yang paling penting yang kami terima untuk mewujudkan penandatanganan kesepakatan damai. Ini menekankan tentang pentingnya dukungan internasional dalam penyelesaian sebuah konflik," kata Pablo.
Presiden Hollande tengah melakukan tur di negara Amerika Latin, yang merupakan salah satu perjalanan kenegaraan terakhirnya sebelum mengakhiri jabatan sebagai presiden pada Mei.
Lebih dari 350 pengamat PBB dari beberapa negara Amerika Latin tersebar di 26 kamp berbeda di seluruh Kolombia untuk mempersiapkan pemindahan FARC. Sebanyak 5.700 anggota FARC akan berada di bawah pengawasan PBB sebelum diizinkan kembali ke masyarakat. (rav)