JAN Zizka adalah seorang jenderal asal Ceko yang dikenal sebagai salah satu pemimpin militer terbaik dalam sejarah. Tidak banyak yang tahu, tokoh penting yang berperan dalam Perang Hussite itu juga menjadikan kulitnya sebagai bahan pembuat genderang.
Berdasarkan kisah yang dilansir dari todayifoundout, Rabu (10/5/2017), perjalanan hidup Zizka bisa dikatakan luar biasa. Secara umum, Jenderal kelahiran 1360 itu dianggap tidak pernah kalah dalam satu pertempuran pun. Dan yang lebih mengagumkan, hal itu dilakukan dengan pasukan yang terdiri dari petani dan pemberontak.
Perannya sebagai seorang jenderal yang cemerlang terjadi pada peristiwa yang disebut dengan Perang Hussite, sebuah pemberontakan dari para pembangkang Protestan terhadap Gereja Katolik di Ceko. Para penganut Protestan itu mengikuti ajaran seorang pendeta bernama Jan Hus. Pendeta itu oleh gereja dieksekusi dengan cara dibakar pada 1415 atas tuduhan menyebarkan bidah.
Empat tahun setelah eksekusi Hus, tepatnya pada 1419, Zizka, seorang mantan tentara bayaran yang telah bereperan dalam beberapa perang, memimpin kaum Hussite mengambil langkah pertama ke arah pemberontakan. Zizka dan pendeta bernama Jan Zelivsky dan sekelompok kaum Hussite menyerbu balai kota Praha dan melemparkan tujuh aggota dewan kota dari jendela.
Semula, aksi itu tidak dimaksudkan untuk berakhir dengan kekerasan, dan hanya bertujuan menyampaikan petisi untuk membebaskan beberapa penganut Hussite yang ditahan secara tidak adil. Sayangnya hal itu berubah setelah orang tak dikenal melemparkan batu ke arah massa Hussite dari dalam balai kota. Aksi itu akhirnya dikenal sebagai Defenestrasi Pertama Praha.
Defenestrasi Praha dianggap sebagai peristiwa yang memicu dan memulai terjadinya Perang Hussite yang berlangsung hingga 1434. Di bawah kepemimpinan Zizka, kaum Hussite yang kalah jauh dalam hal jumlah berhasil memenangkan pertempuran demi pertempuran.
Kehebatan Zizka di medan pertempuran adalah kombinasi dari kemampuannya menggunakan medan tetapi juga kemampuannya untuk berinovasi. Dia adalah orang yang mengambangkan dan menggunakan kereta perang dalam Perang Hussite. Pasukan Zizka menggunakan sebuah kereta lapis baja yang mebuat pasukannya dapat menembaki tentara musuh dengan aman menggunakan crossbow dan meriam.
Kereta lapis baja ini berperan penting terhadap sejumlah kemenangan Zizka, bahkan ketika menghadapi peluang yang sangat tipis.Salah satu contoh pertempuran semacam itu dalah Pertempuran Sudomer saat 400 pasukan Zizka yang bersenjata ringan berhasil mengalahkan 2.000 prajurit musuh yang terlatih dan bersenjata lengkap.
Meski memiliki alat tempur tersebut, Zizka tetap ikut serta dalam peperangan dan memilih menghadapi musuh secara langsung. Kemampuannya dan ketangguhannya di medan tempur membuat Zizka mendapat respek dan disegani baik oleh pasukannya maupun pasukan lawan.
Zizka yang telah kehilangan sebelah matanya pada Pertempuran Grunwald di tahun 1410, kehilangan mata lainnya saat memimpin pasukannya dalam sebuah pertempuran pada 1421. Bahkan setelah buta total dia tetap memimpin Kaum Hussite sampai saat kematiannya.
Jan Zizka meninggal dunia pada 1424, bukan karena maju dalam pertempuran dalam keadaan buta, tetapi karena wabah mematikan. Sebelum kematiannya, Zizka berpesan agar jasadnya dikuliti dan kulitya digunakan untuk membuat genderang. Permintaan itu disampaikan Zizka agar pasukannya dapat menabuh genderang itu saat mereka berbaris menuju pertempuran. Dengan begitu, bahkan setelah keatiannya Zizka dapat terus memimpin tentaranya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)