JAKARTA – Malaysia adalah tetangga paling dekat dengan Indonesia. Kedua negara ini menapaki sejarah yang sama sebelum terpisah menjadi dua negara berdaulat. Layaknya adik-kakak, terkadang mereka akur, terkadang ribut. Selain bersaudara, Malaysia juga rival terbesar Indonesia.
Kedua negara selalu bersaing soal segala hal. Mulai dari budaya, industri hiburan, sepakbola, bulu tangkis hingga jalur perdagangan dan kepemimpinan diplomatik.
Guna menjembatani hitam-putih hubungan kedua negara, dikirimlah seorang duta besar luar biasa dan berkuasa penuh. Pemerintah Indonesia terakhir menunjuk bos Lion Air Rusdi Kirana menjadi Dubes di Malaysia. Sementara jabatan Dubes Malaysia hingga kini masih diemban Dato’ Seri Zahrain Mohamed Hashim.
Dalam bincang-bincang santai dengan Okezone, Rabu 7 Juni 2017, Dato’ Seri menjelaskan, tugas utama seorang dubes adalah memantapkan hubungan antara negara asalnya dan negara penempatan. Kerja dubes menurut dia bukan sekadar mendampingi Perdana Menteri atau Presiden bertemu dengan banyak delegasi saja.
“Tetapi ada misi besar. Misinya, yakni memantapkan hubungan kedua negara. Kan kita senang kalau melihat pemimpin kedua negara akrab,” ujarnya.
Begitulah dalam setiap tingkah laku dan tutur kata, seorang dubes harus bisa mengedepankan kepentingan negara di atas keinginan pribadi. Lebih dari itu, dubes juga perlu menyusun program-program yang berfungsi untuk mendekatkan jalinan kekeluargaan kedua negara.
“Dalam bekerja, saya banyak buat program yang berguna memantapkan hubungan kedua negara. Bagi saya yang penting adalah bagaimana mempertemukan kepentingan bisnis ke bisnis dan menghubungkan orang ke orang,” terangnya.
Ia menegaskan, dalam mewujudkan misi besar memantapkan hubungan antara Malaysia dan Indonesia, prinsipnya hanya satu. Kalau Malaysia mau senang, boleh saja, tetapi juga harus membuat tetangganya atau negara sahabat gembira.
“Saya ambil falsafah begini. Kalau kami senang, jiran juga harus senang,” tuturnya.
(Silviana Dharma)