PURWAKARTA – Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi tak akan pandang bulu. Sikap tegasnya berlaku bagi siapapun, tak terkecuali ajudannya. Prinsip inilah yang mungkin juga dijalankannya selama dirinya memimpin kabupaten kecil ini.
Ketegasan Kang Dedi, seperti yang belum lama ini dialami Hendra (37), salah satu ajudannya. Cerita ini berawal saat Hendra meminta rekomendasi bupati supaya anaknya bisa bersekolah di SMPN 3 Purwakarta. Hal tersebut dilakukan, karena dirinya merasa tidak terima karena anaknya tidak lolos dalam seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru di SMP favorit itu.
Namun reaksi Kang Dedi justru berbeda dengan yang dibayangannya. Dia justru malah dimarahi oleh Dedi sambil menolak permintaan rekomendasi darinya.
"Saya dimarahi bapak, saya akui saya salah," singkat Hendra saat dihubungi, Kamis (13/7/2017).
Sementara itu, saat diminta tanggapannya, Kang Dedi membeberkan alasan dirinya menolak permintaan ajudannya itu. Pria yang kini gemar mengenakan peci hitam itu tidak ingin proses PPDB tercoreng dengan hal-hal seperti itu. Jadi, dia ingin supaya PPDB lebih transparan dan bebas dari upaya backing-backingan.
"Passing Grade anaknya tidak cukup untuk masuk SMP yang dia mau. Tidak boleh kan kita memaksakan, harus ikuti aturan yang ada. Meskipun ajudan, saya tolak. Saya ingin semua berjalan objektif," jelas Dedi ketika dikonfirmasi.