PURWAKARTA - Miris, mungkin seperti itu perasaan Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat ini, menyikapi proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA/sederajat tahun ini. Bagaimana tidak, demi diterima di sekolah tertentu, sebagian orang tua rela 'mendadak miskin'.
Ya, mereka (orangtua) rela berbondong-bondong ke kantor desa/kelurahan setempat untuk mendapatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Alhasil, fonemena ini pun mendapat perhatian publik, tak terkecuali dari pria yang akrab disapa Kang Dedi tersebut.
Menurut dia, kebijakan penerimaan siswa baru berdasarkan SKTM sudah salah kaprah. Pasalnya, secara hakikat, pendidikan tidak mengenal kaum kaya atau kaum miskin.
"Saya hanya memahami pendidikan itu untuk seluruh rakyat. Artinya, tidak peduli itu si kaya miskin," ujar Dedi di kediamannya di Purwakarta, Rabu (11/7/2018).
Dia berpendapat, semua orang harus mendapatkan pendidikan layak. Artinya, sekolah itu menjadi sebuah keharusan. Karena judulnya 'wajib', maka tugas pemerintah wajib mempersiapkan juga berbagai fasilitas pendidikannya.