Telefon Presiden Israel, Erdogan Minta Detektor Logam di Al Aqsa Disingkirkan

Rahman Asmardika, Jurnalis
Jum'at 21 Juli 2017 13:21 WIB
Foto: Reuters
Share :

ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Israel untuk segera mencabut detektor logam yang dipasang pasukan pendudukan di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Detektor logam tersebut dipasang sebagai tambahan pengamanan menyusul penembakan yang menewaskan dua polisi Israel pekan lalu, namun keberadaannya justru menambah kemarahan warga Muslim Palestina yang menolak memasuki kompleks Haram al Sharif.

"Dalam kerangka kebebasan beragama dan beribadah tidak boleh ada halangan bagi umat Islam. Mengingat pentingnya bahwa Haram al-Sharif bagi seluruh dunia Islam, detektor logam yang diletakkan oleh Israel harus disingkirkan dalam waktu sesingkat mungkin dan ketegangan yang terjadi harus diakhiri," kata Erdogan kepada Presiden Israel Reuven Rivlin melalui telefon sebagaimana dilansir AFP, Jumat (21/7/2017).

Sebelum menghubungi Rivlin, Erdogan telah melakukan pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Israel di kompleks Al Aqsa tidak bisa diterima.

Sejak detektor tersebut dipasang warga dan pemimpin umat Muslim di Palestina telah meminta para jamaah untuk tidak memasuki kompleks Al Aqsa melalui alat tersebut. Ratusan jamaah yang mematuhi permintaan itu telah menggelar ibadah salat Jumat di luar kompleks.

Selain menyampaikan desakannya, Erdogan juga mengucapkan belasungkawa atas kematian dua polisi Israel akibat insiden penembakan yang terjadi pada Jumat pekan lalu. Dia mengatakan, penggunaan kekerasan semacam itu sama sekali tidak bisa dibenarkan.

Menanggapi desakan Erdogan, Presiden Rivlin mengatakan bahwa langkah yang diambil di Haram al Sharif atau yang disebut sebagai Temple Mount oleh umat Yahudi, dimaksudkan agar serangan teroris seperti yang terjadi pada pekan lalu tidak terulang lagi. Rivlin juga mengingatkan bahwa Israel telah menunjukkan solidaritasnya kepada saat Turki dilanda aksi teror tahun lalu.

Sejak tahun lalu, Turki dan Israel telah menormalisasi hubungan diplomatik kedua negara yang retak setelah serangan mematikan Israel terhadap kapal di Gaza yang menyebabkan tewasnya 10 aktivis Turki pada 2010. Namun, normalisasi hubungan itu tidak menghentikan Erdogan untuk melontarkan kritik terhadap kebijakan Israel di Palestina.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya