KUPANG - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyatakan siap turun jabatan, demi tegaknya ideologi Pancasila.
"Apapun jabatannya dan meskipun harus turun pangkat yang penting untuk Pancasila, saya nyatakan siap. Karena Pancasila itu alat perekat bangsa. Itu yang saya sampaikan ke Pak Presiden Joko Widodo saat saya ditawari menduduki jabatan itu," kata Megawati di hadapan jajaran pengurus PDIP baik tibgkat DPP, DPD NTT hingga ke DPC dan anak ranting, saat Pelantikan Banteng Muda Indonesia (BMI) Nusa Tenggara Timur, Sabtu 26 Agustus 2017, di Gelanggang Olahraga Oepoi, Kota Kupang.
Dia mengatakan Pancasila sebagai ideologi harus benar-benar dimaknai dalam kehidupan nyata berbangsa dan bernegara. "Banyak orang mengaku Pancasila tetapi ketika ditanya apa yang sudah dibuat di negeri ini sebagai seorang pancasilais, tidak menjawab," katanya.
Generasi mudah pada saatnya akan tampil menggantikan kaum tua yang sebentar lagi pergi. Dalam konteks itulah pemahaman idiologi pancasila kaum mudah harus benar-benar menyatu agar bisa menjadi daya dorong merekatkan keberagaman bangsa ini. Kaderisasi kepada kaum muda saat ini harus sudah mulai berjalan untuk kepentingan masa depan bangsa dan negara.
Transformasi idiologi kepada kaum muda saat ini harus benar-benar dilakukan sehingga idiologi Pancasila itu diterima sebagai idiologi konstitusi yang konstitusional dan diterima secara konsensus oleh seluruh warga dan bangsa ini.
Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu bagian dari sejarah tempat pembuangan Soekarno. Dalam masa pembuangan dan pengasingan itulah Bung Karno merenungkan cara mempersatukan bangsa dengan berbagai suku, agama, ras dan antargolongan yang ada. Alat pemersatu itulah yang dia (Bung Karno) sebut sebagai Pancasila dan dijadikan sebagai idiologi bangsa.
"Beliau (Bung Karno) merenung di bawah pohon Sukun. Sukunya sudah mati tetapi idiologi Pancasila masih tetap dan akan terus hidup di sanubari kita semua anak bangsa Indonesia. Dia akan terus bergetar dalam sanubari kita semua," kata Megawati.