WELLINGTON - Tidak hanya datang langsung menjelajahi bumi Nusantara, warga asing juga bisa belajar tentang Indonesia di Pusat Indonesia. Sebagai pionir, Pusat Indonesia yang pertama di dunia dibuka di Selandia Baru.
Dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya bersama Rektor Auckland University of Technology (AUT), Prof. Mc. Cormack meresmikan langsung Pusat Indonesia tersebut pada Rabu 30 Agustus. Fasilitas ini berdiri di Auckland University of Technology (AUT) dan dinamai Auckland University of Technology – Indonesia Centre (AUTIC).
"Keberhasilan pembentukan Pusat Indonesia "AUTIC" merupakan buah kesungguhan dan upaya aktif pemangku kepentingan khususnya AUT, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan dukungan penuh KBRI Wellington dalam pengembangan kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan beberapa tahun belakangan," ujar Dubes Tantowi, seperti dinukil dari keterangan resminya kepada Okezone, Kamis (31/8/2017).
Di hadapan para pejabat, korps diplomatik, akademisi, kalangan pebisnis, friends of Indonesia maupun komunitas masyarakat Indonesia di Auckland, Dubes Tantowi dan dan Rektor AUT membuka selubung nama AUTIC sebagai tanda peresmian. Selain itu, diserahkan juga satu set gamelan Jawa, Tifa Papua dan lukisan kayu Papua antara wakil Kemdikbud dengan AUT.
"Saya mengharapkan AUTIC sebagai pusat informasi dan promosi Indonesia khususnya di bidang seni budaya dan pariwisata dapat menjadi 'jendela' bagi masyarakat Selandia Baru untuk lebih mengetahui potensi pariwisata dan kekayaan dan keanekaragaman budaya Indonesia. Interaksi budaya yang meningkat antarmasyarakat kedua negara diharapkan juga akan meningkatkan 'better understanding' dan 'deeper friendship'," paparnya.
Pertunjukan gamelan di Pusat Indonesia di AUT, Selandia Baru. (Foto: Twitter/Lester Khoo)
Program perdana yang akan dihelat AUTIC adalah kelas pengajaran bahasa Indonesia. Kelas ini dijadwalkan dibuka pada Oktober 2017.
Didukung oleh berbagai komunitas Indonesia Seni Budaya di Selandia Baru, AUTIC akan strategis dalam meningkatkan profil Indonesia di Selandia Baru dan dapat menjadi cikal bakal pembukaan pusat Indonesia di negara lain. Saat ini, ada 5.500 warga Indonesia di Selandia Baru.
AUT sendiri dikenal aktif memberi pelatihan pembangunan kapasitas pegiat pendidikan dan kebudayaan Indonesia, khususnya apra guru berprestasi dan terbaik dari penjuru Nusantara. Akhir 2016, 50 pegiat seni dan budaya dari seluruh Indonesia mendapatkan pelatihan di kampus AUT setelah sebelumnya lolos seleksi Kemdikbud.
Tidak hanya mengikuti workshop dan menyimak presentasi para ahli di bidang sejarah, museum dan galeri, seni tari, teater, musik, film dan seni visual, para peserta pelatihan juga mengunjungi lokasi-lokasi penting seperti studio film Weta dan Hobbiton.