Kisah Horor Rohingya: Militer Minta Warga Masuk ke Rumah, Lalu Dibom!

Agregasi Sindonews.com, Jurnalis
Jum'at 08 September 2017 15:03 WIB
Reruntuhan bangunan di Rakhine. (Foto: Reuters)
Share :

SHAMLAPUR - Sejumlah warga etnis Rohingya dengan perahu tiba di kawasan pantai Shamlapur, Bangladesh. Mereka panik dan menangis, kemudian menceritakan kekejaman tentara militer Myanmar di negara bagian Rakhine.

Beberapa orang, termasuk pria, mulai terisak tak terkendali. Tubuh mereka terengah-engah. Mereka seolah tak percaya masih hidup. Beberapa dari mereka disodori handphone oleh penduduk setempat sehingga cerita mereka bisa terekam.

Seorang wanita paruh baya, yang berpakaian hitam, sedang mengamati cakrawala dengan cemas, melindungi matanya. Wanita bernama Rohima Khatun itu sedang menunggu saudaranya. Desa mereka di Distrik Maungdaw, Rakhine, Myanmar telah diserang lebih dari 10 hari yang lalu.

Dengan terburu-buru melarikan diri, mereka berpisah. Dia berhasil menyeberang ke Bangladesh melalui jalur laut. Dia berharap saudaranya, Nabi Hasan, termasuk di antara ratusan orang yang datang melalui laut.

(Baca juga: Suu Kyi Kini Dikritik Desmond Tutu, Peraih Nobel Perdamaian yang 'Cinta' Padanya)

Saat kapal keempat mencapai pantai, dia menjerit dan mulai berlari. Seorang pemuda datang dengan terpincang-pincang di seberang pantai dan keduanya saling berpelukan. Nabi Hasan dan Rohima Khatun nyaris tak percaya bahwa mereka masih hidup dan dipertemukan lagi.

”Dia ya Allah, dia Allah,” kata gumam Rohima Khatun dengan langkah maju mundur. ”Saya tidak berpikir bahwa saya akan melihat kamu,” balas Nabi Hasan sambil menyeka air mata saudara perempuannya.

”Desa kami diserang oleh militer,” kata mereka. ”Bersama dengan Mogs,” lanjut mereka merujuk pada komunitas nasionalis Buddha yang tinggal di Rakhine.

(Baca juga: Tragedi Rohingya, Malala Yousafzai: Kita Tidak Bisa Diam, yang Mengungsi Sudah Ratusan Ribu!)

”Kami adalah satu-satunya di keluarga kami yang memiliki 10 orang selamat,” imbuh mereka.

Dil Bahar, wanita berusia 60-an tahun, terisak tak terkendali. Suaminya, Zakir Mamun, pria lemah dengan jenggot tipis, berdiri di belakangnya.

Seorang anak laki-laki remaja sedang bersama mereka, lengannya terbungkus kain yang dililit tali. Lengan yang terbungkus kain itu merupakan akibat dari tembakan peluru tentara Myanmar.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya