MEDAN - Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, menanggapi rencana pemutaran kembali film Gerakan 30 September (G30S), yang diinisiasi TNI Angkatan Darat. Pemutaran film itu rencananya akan dilakukan serentak pada peringatan hari jadi TNI 5 Oktober 2017 mendatang.
Tjahjo menyebutkan, ia sebagai sama sekali tidak keberatan atas pemutaran kembali film tersebut. Apalagi pemutaran itu ditujukan agar masyarakat dapat mengingat kembali sejarah Gerakan 30 September. Pemutaran film itu juga sangat baik untuk mengenalkan sejarah gerakan tersebut kepada generasi muda Indonesia.
“Yang namanya film, apalagi terkait fakta sejarah ya silahkan saja. Saya enggak melarang. Tujuannya adalah supaya masyarakat dan bangsa, khususnya yang muda-muda yang tidak mengalami, mengetahui bahwa ini bagian dari sejarah,” sebut Tjahjo di Medan, Sabtu (16/9/2017).
Tjahjo menyebutkan, ada tanggugjawab bersama masyarakat Indonesia untuk meluruskan tata sejarah bangsa di negeri ini. Khususnya terkait Gerakan 30 September. Khususnya terkait bapak bangsa, proklamator, Bung Karno serta adanya upaya kudeta saat gerakan itu terjadi.
“Selama ini banyak orang yang menyelewengkan kok. Ini kan harus diluruskan. Ini tanggungjawab kita semua. Saya adalah orang yang besar setelah soekarno. Jaman PKI saya masih SD. Sehingga saya merasa bahwa perlu diluruskan tentang sejarah anak bangsa itu. Apa yang menjadi gagasan, pikiran ya harus kita sampaikan. Termasuk terkait kudeta,”sebutnya.
Tjahjo juga menegaskan, Gerakan 30 September adalah sebuah gerakan yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Termasuk sejarah angkatan darat, yang perwira tingginya tewas dalam peristiwa tersebut.
“Wajar saja jika ada institusi yang ingin menjadi bagian supaya masyarakat jangan lupa dengan itu (Gerakan 30 September). Kan kita enggak boleh lupa dengan sejarah,” tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)