Jika Memang Terlibat Perdagangan Narkoba, Pesan Duterte untuk Putranya: Kubunuh Kau!

Emirald Julio, Jurnalis
Jum'at 22 September 2017 01:04 WIB
Foto putra Presiden Filipina, Paolo Duterte (Foto: GMA Network)
Share :

MANILA – Baru-baru ini keluarga Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, diterpa isu tak sedap. Putranya, Paolo Duterte, diduga terlibat dalam transaksi narkoba senila Rp1,6 triliun dan hal ini langsung membuat sang ayah naik pitam.

Presiden Filipina yang terkenal akan perangainya yang keras itu kembali memberikan pernyataan kontroversial. Kali ini pernyataan itu ditujukan untuk putranya sendiri.

“Saya katakan sebelumnya perintah saya adalah: “Jika saya memiliki anak yang terlibat dalam obat terlarang, bunuh mereka agar orang-orang tidak berkomentar,” ujar Duterte pada pidatonya Rabu 20 September 2017, sebagaimana dikutip dari Russia Today, Jumat (22/9/2017)

Hal yang lebih ekstrem lagi adalah Duterte klaim kelak siap lindungi polisi yang membunuh anaknya jika memang ia terlibat perdagangan narkoba. “Jadi saya memberi tahu Pulong (panggilan putra Duterte): ‘Perintah saya adalah membunuhmu jika tertangkap. Dan saya akan melindungi polisi yang membunuhmu jika memang terbukti,” tegas Presiden Filipina tersebut.

BACA JUGA: Dituduh Terlibat Pengiriman Narkotika asal China, Putra Presiden Filipina: Itu Kabar Angin

Pernyataan keras ini muncul ketika Paolo terus dibayangi oleh dugaan keterlibatannya dalam kartel narkoba internasional. Putra Duterte itu diklaim mencoba mengirimkan metamfetamin kristal sekira Rp1,6 triliun dari China menuju Manila pada Mei 2017.

Tuduhan ini awalnya disuarakan oleh Senato Antonio Trilanes IV. Ia bahkan memperlihatkan foro-foto yang menunjukkan Paolo bersama seorang pengusaha yang disinyalir terlibat dalam perdagangan narkoba internasional.

Trilandes bahkan mengutip informasi intelijen asing yang mengklaim bahwa Paolo memang anggota sindikat kriminal. Ia menyebut buktinya terlihat dari gambar tato naga di punggung Paolo yang menjadi identitas khas sindikat tersebut.

Paolo pun membantah tuduhan tersebut. Pria berusia 42 tahun itu menyebut tuduhan itu sebagai hal yang tidak berdasar.

Pernyataan dari Duterte ini terbilang tidak aneh. Pasalnya, ia memang mengadakan kampanye besar-besaran untuk menumpas narkoba di Filipina. Kebijakan ini juga memicu kontroversial mengingat Human Right Watch menyatakan bahwa lebih dari 7.000 orang yang diduga pengguna dan pengedar narkoba di Filipina dilaporkan tewas semenjak kampanye itu diterapkan sepenuhnya oleh Duterte.

(Emirald Julio)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya