KAIRO - Liga Arab menyesalkan diadakannya referendum kemerdekaan di wilayah Kurdi Irak. Liga Arab adalah salah satu pihak yang menolak adanya referendum itu.
Dalam sebuah pernyataan, organisasi yang berbasis di Kairo menyerukan kepada warga Irak untuk memperbaiki keretakan dan melakukan dialog di bawah jaminan Liga Arab, dan dunia internasional untuk menyelesaikan masalah yang ada.
"Masih mungkin untuk membendung dampak dari (referendum), asalkan pihak yang bersangkutan bertindak dengan kebijaksanaan dan tanggung jawab," kata Sekretaris Jenderal Liga Ahmed Abul-Ghei.
Seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (27/9), ja juga mengkritik upaya oleh beberapa pihak untuk memicu perpecahan dan konflik di wilayah tersebut.
(Baca juga: Waduh! Meski Ditentang, Jumlah Pemilih untuk Referendum Kemerdekaan Kurdi Capai 72%)
"Tujuan orang Kurdi di Irak hanya akan dicapai di Irak bersatu, federal, demokratis berdasarkan penghormatan terhadap konstitusi, kesetaraan dan kewarganegaraan," katanya.
Pada hari Senin, warga Irak di daerah yang berada di bawah kendali Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) serta wilayah yang diperdebatkan antara Baghdad dan Erbil mengikuti sebuah referendum mengenai apakah akan memisahkan diri dari Irak.
(Baca juga: Nah! Wapres Irak Anggap Kemerdekaan Kurdi Akan Memunculkan Israel Kedua)
Irak, Turki, Iran, Amerika Serikat (AS), dan PBB telah berbicara menentang jajak pendapat tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu hanya akan mengalihkan perhatian dalamm upaya melawan ISIS, dan selanjutnya membuat kawasan tersebut tidak stabil.
Pemerintah pusat Irak telah mengancam untuk melakukan intervensi secara militer jika suara tersebut mengarah pada kekerasan. Presiden KRG Masoud Barzani sendiri mengatakan, kemenangan dalam referendum itu tidak akan menghasilkan deklarasi kemerdekaan secara otomatis, namun hanya akan mengarah pada perundingan lebih lanjut dengan Baghdad.
(Qur'anul Hidayat)