ERBIL – Pemimpin Kurdistan Irak, Masoud Barzani mengatakan akan menyerahkan posisinya sebagai presiden dan meletakkan jabatannya pada 1 November. Keputusan itu diambil Barzani setelah referendum kemerdekaan Kurdi yang diperjuangkannya justru berbalik dan menimbulkan krisis regional.
BACA JUGA: Khawatir Bentrokan dengan Irak Makin Panjang, Kurdi Tunda Deklarasi Kemerdekaan
Keputusan Barzani juga menimbulkan drama dan menyebabkan Parlemen Kurdi diserbu demonstran bersenjata saat menyetujui pengunduran diri dari pemimpin Kurdi itu. Situasi tersebut membuat para anggota parlemen membarikade kantor mereka sampai Minggu malam, 29 Oktober.
Dalam pidato pertamanya yang disiarkan di televisi sejak pasukan Irak melancarkan serangan mendadak untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai Kurdi pada 16 Oktober, Barzani menegaskan bahwa dia tidak akan memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden setelah 1 November mendatang "dalam kondisi apapun".
"Saya adalah Masoud Barzani yang sama, saya adalah seorang Peshmerga dan akan terus membantu rakyat saya dalam perjuangan kemerdekaan mereka," katanya sebagaimana dikutip Reuters, Senin (30/10/2017).