Mayjen Sutoyo Korban G30S/PKI yang Sempat Jadi Pegawai Negeri di Purworejo

Ahmad Sahroji, Jurnalis
Sabtu 30 September 2017 07:22 WIB
Mayjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Foto: Wikipedia)
Share :

JAKARTA - Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo merupakan salah seorang perwira tinggi TNI-AD yang diculik dan kemudian dibunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September/ PKI. Ia tewas bersama ke tujuh pahlawan revolusi dan dijebloskan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Mayjen Sutoyo difitnah PKI akan membentuk dewan jendral dan mengadakan kudeta militer terhadap kepemimpinan Presiden Soekarno. Fitnah tersebut menjadi alasan PKI menculik dan membunuh beliau.

Sutoyo lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 22 Agustus 1922. Ia menyelesaikan sekolahnya sebelum invasi Jepang pada tahun 1942, dan selama masa pendudukan Jepang, ia belajar tentang penyelenggaraan pemerintahan di Jakarta.

Sebelum berkarir di militer, Sutoyo sempat menjadi pegawai negeri di kantor pemerintahan Kabupaten Purworejo pada masa pendudukan Jepang hingga tahun 1944. Setelah itu Sutoyo telibat dan berkarir dalam dunia militer.

Karirnya bermula saat ia bergabung dengan TKR setelah proklamasi kemerdekaan. Di TKR beliau masuk dalam kepolisian tentara. Bagian inilah yang selanjutnya menjadi Corps Polisi Militer (CPM).

Sejak awal bergabung hingga RI berdaulat Sutoyo tetap bertugas di CPM. Bulan Juni 1945 beliau diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto seorang komandan Polisi Tentara. Selanjutnya Sutoyo diangkat sebagai Kepala Bagian Organisasi Resimen II PT di Purworejo, Kepala Staf CPM Yogyakarta dan Komandan SPM Datasemen II Surakarta.

Tahun 1954 Sutoyo diangkat sebagai Kepala Staf Markas Besar CPM, selanjutnya mengemban tugas sebagai Asisten Atase Militer RI di London tahun 1956. Sekembalinya dari Inggris ia langsung mengikuti pendidikan staf dan komando angkatan darat (Seskoad).

Rampung pendidikan, diangkat senagai inspektur kehakiman AD tahun 1961 dengan pangkat Brigjen. Tahun 1965 Sutoyo bersama perwira tinggi AD lainnya menolak rencana PKI mempersenjatai buruh dan Tani yang akan dijadikan angkatan Kelima TNI. Akibatnya ia menjadi salah satu target pembunuhan PKI.

Tanggal 1 Oktober 1965 Beliau ditemukan sudah meninggal di sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya Jakarta Selatan bersama Ahmad Yani, S.Parman, DI Pandjaitan, Suprapto dan MT Haryono. Untuk mengenang jasanya pemerintah menganugerahi beliau pahlawan Revolusi tahun 1965.(fin)

(Amril Amarullah (Okezone))

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya