LAS VEGAS - Senin, 2 Oktober pagi, Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menuliskan cuitan emosional, sebagai respons atas insiden penembakan di Las Vegas yang menewaskan setidaknya 50 orang dan melukai sedikitnya 200 orang lainnya. Bahkan, kabar terbaru menyebutkan, korban terluka akibat insiden ini mencapai 400 orang.
Dalam cuitannya, Obama - dan mewakili istrinya, Michelle - menulis, "Michelle dan saya berdoa untuk para korban di Las Vegas. Doa kami menyertai keluarga mereka dan semua orang dalam tragedi yang tidak berperasaan lainnya ini."
BACA JUGA: Presiden Donald Trump Sampaikan Belasungkawanya untuk Korban Penembakan di Las Vegas
BACA JUGA: Terungkap! Begini Rupa Stephen Paddock, Pelaku Penembakan di Las Vegas
Presiden ke-44 AS ini menyebut 'tragedi tidak berperasaan', merujuk pada berbagai tragedi serupa yang terjadi di masa pemerintahannya. Obama harus menyampaikan setidaknya 17 pidato setiap kali insiden penembakan massal terjadi. Ia juga mendorong Kongres untuk membatasi kepemilikan senjata, terutama usai tragedi penembakan di SD Sandy Hook pada Desember 2012. Kala itu, 20 anak-anak dan 6 orang dewasa meninggal dunia. Demikian dinukil dari Elite Daily, Senin (2/10/2017).
Keceriaan pada konser musik country, Route 91, di dekat Mandalay Bay Hotel and Casino, Las Vegas, AS, tiba-tiba berubah menjadi suasana horor. Di tengah penampilan penyanyi di atas panggung, terdengar serentetan tembakan menghujani sekira 40 ribu penonton festival tersebut.
BACA JUGA: Tak Bersalah, Teman Perempuan Pelaku Penembakan di Las Vegas Keturunan Indonesia?
BACA JUGA: Pelaku Penembakan di Las Vegas Ternyata Kakek 64 Tahun, Ini Nasibnya
Para saksi menyatakan, melihat kilatan cahaya di ketinggian Mandalay Bay Hotel. Independent, Senin (2/10/2017) melaporkan, tersangka, Stephen Paddock diketahui menembak dari lantai 32 hotel tersebut ke arah kerumunan penonton konser. Unit taktis reaksi cepat harus menggunakan bahan peledak untuk memasuki kamar Paddock, dan menemukan pria asal Mesquite, Nevada, itu telah tewas bunuh diri.
Banyaknya korban membuat tragedi ini sebagai insiden penembakan terburuk sepanjang sejarah AS. Sebelumnya, predikat ini dilekatkan pada peristiwa penembakan di sebuah klub malam di Orlando, Juni 2016.
(Rifa Nadia Nurfuadah)