MADRID – Pemimpin Catalunya, Carles Puigdemont mendapat tekanan dari seutu-sekutu pentingnya untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan Catalunya dan tidak memperdulikan ancaman dari Pemerintah Spanyol.
BACA JUGA: Layangkan Ultimatum, Spanyol Beri Catalunya Lima Hari untuk Jelaskan Statusnya
Puigdemont mengumumkan deklarasi kemerdekaan Catalunya pada Selasa malam, 10 OKtober menyusul kemenangan pihak separatis dalam referendum. Namun, dia kemudian menangguhkan deklarasi tersebut dan meminta diadakannya perundingan dengan Madrid.
Madrid memberikan waktu sampai Senin, 16 Oktober bagi Puigdemont untuk memperjelas posisinya terkait kemerdekaan Catalunya dan tambahan waktu sampai Kamis, 19 Oktober untuk mengubah pikiran jika Catalunya memilih untuk memisahkan diri. Perdana Menteri PM) Spanyol Mariano Rajoy mengancam akan mencabut status otonomi Catalunya jika wilayah itu memaksa untuk menyatakan kemerdekaannya.
Tetapi sekutu-sekutu penting Puigdemont mendesak pemimpin Catalunya itu untuk membuat deklarasi kemerdekaan yang tegas sebagai bentuk perlawanan terhadap tenggat waktu yang diberlakukan.
"Jika pemerintah pusat di Madrid ingin terus mengancam dan membungkam kita, mereka harus melakukannya ke Republik yang telah diklaim," demikian pernyataan dari Partai ekstrem kiri Cataluinya, CUP sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (14/10/2017).
CUP hanya memiliki 10 kursi di parlemen Catalunya yang memiliki 135 kursi. Meski begitu, pemerintah minoritas Puigdemont bergantung pada dukungan mereka untuk mendorong legislasi dan tidak dapat memenangkan suara mayoritas di parlemen daerah tanpa dukungannya.
BACA JUGA: Dianggap Deklarasi Kemerdekaan Sepihak, Spanyol Geram dengan Presiden Catalunya
Catalunya, wilayah makmur di utara Spanyol telah berniat untuk melepaskan diri setelah referendum kemerdekaan yang dimenangi kelompok pro-kemerdekaan. Situasi itu telah membuat Spanyol terjerumus ke dalam krisis politik terburuk sejak sebuah usaha kudeta militer pada 1981.
(Rahman Asmardika)